BANDUNG – Batu akik kini menjadi tren bahkan mewabah di seantero tanah air. Perburuan batu berwarna yang dijadikan permata cincin ini makin menjanjikan. Bahkan ada batu akik yang dibandrol sampai miliaran rupiah, luar Biasa!
Melihat geliat perburuan batu akik ini, pemerintah rupanya tidak tinggal diam. Untuk mendapatkan tambahan uang yang bisa masuk ke kas negara, batu akik pun kini diwacananakan untuk dikenakan pajak.
Rencana Pemerintah tersebut diatur dalam revisi peraturan menteri yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253 Tahun 2008 tentang PPnBM (Pajak Penjualan nilai Barang Mewah). Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan batu akik yang kena pajak yaitu yang memiliki harga jual di atas Rp 1 juta, sedangkan untuk tarif dibawahnya, dikenakan antara 0,5 persen – 1,5 persen.
Namun, rencana tersebut diprotes oleh ahli batu mulia, Ir Sujatmiko. Menurut ‘profesor batu’ yang memiliki Pusat Promosi Batumulia Indonesia Gem-AFIA di Jalan Pajajaran, pemerintah harusnya senang karena dengan mewabahnya batu akik, muncul ribuan pengusaha baru. “Harusnya pemerintah hepi, dan tidak memandang batu akik ini sebagai sesuatu yang negatif,” kata Miko saat ditemui JP di ruang kerjanya, kemarin.
Ia bahkan menyebut konyol, jika kebijakan soal pajak batu akik benar-benar diterapkan. “Di Jawa Barat saja muncul 100 ribu wirausahawan baru dengan mewabahnya batu akik. Jadi rencana soal pajak batu mulia ini sangat tidak berpihak dan konyol,” imbuhnya.
Ditanya soal kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi karena perburuan batu akik, ahli geologi jebolan ITB itu memaparkan alasannya secara merinci. “Batu akik banyak yang diambil di sungai. Apakah itu merusak lingkungan? Dan perlu diketahui, eksploitasi batu mulia tidak seperti emas atau barang tambang yang sporadik, yang meninggalkan bekas berupa ‘danau’ hingga puluhan hektar seperti di Kalimantan,” tandasnya.
Untuk diketahui, galeri batu miliknya pernah dikunjungi Presien Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan saat berbincang dengan Fakta Jabar, kemarin, Ia sempat menerima telepon dari seseorang yang ternyata mantan Gubernur Jabar Solihin GP. Mang Ihin mengabarkan bahwa Ia akan datang ke rumah untuk melihat koleksi-koleksi batu di galeri Sujatmiko.
Galeri tersebut diresmikan oleh Rini Soewandi, Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) Kabinet Gotong Royong di masa pemerintahan Megawati. “Batu-batu di sini isinya hampir 90% adalah batu-batu dari seluruh Indonesia. Ada dari Lampung, Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, juga dari Sulawesi, ada semua,” ujarnya.
Memang, jika orang awam yang tak mengerti batu, tentu akan menanyakan sejumlah batu impor seperti sapphire, zamrud, ataupun ruby jika datang ke galerinya. Padahal, di brosur galeri pun sudah dituliskan bahwa galeri tersebut berfokus pada batu-batuan lokal.
Jenisnya macam-macam seperti Agates (akik), Amethyst (kecubung), Carnelian (akik darah), Chalcedony (kalsedon), Chrysocolla (krisokola/pirus Garut/bacan), Chrysoprase (krisopras), Citrine, Copper Gems, Jade (giok), Jasper, Obsidian, Opal (Kalimaya), dan banyak lagi.
Kini, batu mulia memang kembali ‘booming’. Bukan karena bantuan pemerintah, tapi karena gagasan anak negeri. “Sekarang batu booming lagi, satu tahun terakhir ini, luar biasa. Seseorang bernama Suwandi Gazali membuat majalah ‘Indonesian Gemstone’ yang membahas tentang batu-batuan Indonesia. Saya sampai memberinya penghargaan. Ini adalah revolusi batu mulia. Semua orang terperangah dengan adanya majalah itu. Semua instansi pemerintahan belum mikirin ini, Suwandi sudah bikin. Sejak itu, yang tadinya galeri saya sepi-sepi aja, sekarang banyak mobil yang datang, ramai setiap hari, ini sangat menyenangkan,” bebernya sambil menunjukkan majalah tersebut lalu mengakhiri wawancara. (jay)
This is really fascinating, You’re a very professional blogger.
I have joined your rss feed and stay up for in search of extra of your
great post. Additionally, I’ve shared your site in my social networks