Home » Artikel » Surat Ini Bikin Seorang Putri Meneteskan Air Mata di Hari Ayah

Surat Ini Bikin Seorang Putri Meneteskan Air Mata di Hari Ayah

Di MATA para kaum putri, mungkin keberadaan ayah tak begitu berarti. Tapi sekedar tau aja, kasih sayang sang ayah pada putrinya tidak kalah dengan sang ibu. Bahkan, bisa lebih. Namun, sang putri kadang tak menyadarinya.

Mungkin jika membaca tulisan saya ini, sebagian putri di muka bumi ini akan merenung bahkan akan menangis, betapa besarnya kasih saying sang ayah pada dirinya.

Taukah kamu, saat kamu masih dalam kandungan sang ibu, tiap malam sang ayah menjagaimu dan menanyakan kabarmu pada sang ibu. Sang ayah bahkan selalu terjaga menungguimu di samping sang ibu yg tengah terlelap tidur. Padahal siangnya, sang ayah banting tulang memeras keringat mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hdp putrid kecilnya yg masih dalam kandungan.

Saat kamu terlahir, sang ayah pula yang pertama kali menyambutmu. Saat km masih berlumuran darah keluar dari rahim sang ibu, sang ayah langsung memangku kamu dan mengumandangkan adzan di telingamu. Sadarkah kamu, itu dilakukan lantaran sang ayah sangat menanti kehadiran putri kecilnya dan tak ingin putri kecilnya kelak tumbuh menjadi remaja yang rusak tanpa benteng agama.

Saat kamu tumbuh menjadi purti kecil yang lucu, saat itu km bandel dan meminta dibelikan es. Saat itu sang ayah dengan nada agak tinggi melarangmu. Sementara sang ibu mendekapmu lantaran anaknya ketakutan. Tapi sadarkah km, saat itu sang ayah tengah menjagamu. Sang ayah tak ingin km sakit gara2 minum es itu. Dan itu dilakukan, lantaran sang ayah begitu sangat sayang pada putri kecilnya.

Saat kamu tumbuh menjadi seorang anak yg branjak remaja, saat itu km lagi belajar bersepeda, sang ayah tanpa rasa takut membuka roda penyangga di sepedamu. Saat itu sang ibu was-was takut anaknya jatuh. Tapi taukah km, saat itu sang ayah melepaskan roda itu agar putri tercintanya bisa tumbuh menjadi wanita mandiri dengan tanpa bergantung pada orang lain dan tidak dilecehkan kaum adam kelak.

Saat kamu tumbuh menjadi seorang putri remaja yang cantik, saat itu km harus meninggalkan rumah untuk menuntut ilmu di tempat yang jauh. Saat itu sang ayah mengantarmu ke stasion. Saang ibu menangis melepasmu, sementara sang ayah terlihat tegar. Dan saat melepasmu pergi, sang ayah hanya mengusap kepalamu sambil berkata,”hati2 nak. Jaga diri baik2.” Padahal, taukah km, saat itu sang ayah sedang menahan air matanya, lantaran harus melepas putri tersayangnya.

Saat kamu sudah berada di tmpt mu menuntut ilmu, jauh di kota lain. Sang ibu sering menelpon mu. Tapi taukah km, itu dilakukan lantaran sang ayah yang menyuruh. Sang ayah rindu sama putri santiknya dan sangat ingin menanyakan kabarnya. Tapi sang ayah tak memperlihatkan itu lantaran sang ayah sangat sayang pada putri cantinya, tak ingin putri cantiknya terbengkalai pendidikannya lantaran memikirkan keadaan orang tua yg ditinggalkannya.

Saat kamu kembali pulang ke rumah, saat itu kamu diantar seorang pemuda. Sang ayah kelihatan cemberut. Dan saat pemuda itu tengah mengobrol dengan mu di ruang tamu, sang ayah selalu mondar-mandir. Taukah kamu, itu dilakukan lantaran sang ayah merasa cemburu karena putri cantiknya sebentar lagi akan diambil pria lain. Sang ayah paling gundah. Dia kuatir putri cantiknya jatuh pada pria yg salah yang tak bisa menjaga serta melindungi putri cantiknya.

Saat pemuda itu kemudian datang kembali untuk meminangmu, saat itu sang ayah yang paling sulit memberikanmu pada pria pujaan hatimu itu. Tapi taukah kamu, saat itu sang ayah tak kuasa menahan tangisannya lantaran sebentar lagi kedudukannya atas putri cantiknya akan digantikan orang lain. Sang ayah sedih lantaran sebentar lagi dia akan kehilangan putri cantiknya. Dan dia tak lagi bisa menjagaimu lagi.

Saat kamu berada di kursi pelaminan, di tengah pesta pernikahanmu, sang ayah meninggalkan kursi pelaminanmu dan bergegas keluar. Tau kah km, itu dilakukan lantaran sang ayah sudah tak bisa lagi menahan air matanya. Saat itu di luar sana, sang ayah tersedu-sedu menangis. Kenapa menangis? Itu lantaran sang ayah harus melepasmu, dan merelakan putri cantiknya pergi untuk selamanya. Namun, meski hatinya tak rela berpisah, di depanmu sang ayah tampak tegar dan berseri-seri, karena sang ayah sangat mencintai putri cantiknya dan tak mau menodai kebahagiaanmu bersama pria pujaan hatimu………(bayu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*