Home » Cirebon » Bocah ini Luput Perhatian Pemerintah, Padahal Rumahnya Dekat Kantor Bupati

Bocah ini Luput Perhatian Pemerintah, Padahal Rumahnya Dekat Kantor Bupati

CIREBON – Seorang bocah penderita Hydrocephalus (cairan dalam kepala), ditemukan di kawasan perkotaan Kabupaten Cirebon. Bocah Muhammad Widi Zulhaq, warga RT 05 RW 01 Blok Sikuwang Kelurahan Pasalakan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon itu, dari hari ke hari kepalanya terus membesar. Ironisnya, meski tempat tinggalnya sangat dekat dengan kantor Pemkab Cirebon, namun hingga usianya menginjak 7 tahun sekarang ini, tidak pernah mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Cirebon.

IMG_20150919_160959“Sampai anak saya berumur 7 tahun, dari kelurahan atapun Pemerintah Kabupaten Cirebon belum pernah ada yang kesini. Bahkan sudah dilakukan operasi sebanyak 3 kali, ya pake uang sendiri,” ujar ibu Widi, Temuyani kepada reporter Jabar Publisher, Sabtu, (19/9).

Widi mengalami kelainan membesar kepalanya ini, kata Temu, sewaktu masih dalam kandungan dan lahirpun tidak dianjurkan normal harus dilakukan caesar. Widi lahir pada tahun 2009 dan pada usia satu tahun pertama kali widi dilakukan operasi untuk mengeluarkan cairan dari kepalanya.

“Operasi pertama tahun 2010 pada waktu anak berusia 1 tahun. Operasi ke-2 tahun 2014 dan ke-3 juga sama 2014 cuman beda bulan aja. Semua biaya pakai Jamkesmas, hanya nebus obat pakai uang sendiri.”katanya.

Dari awal pengajuan Jamkesmas sampai BPJS, lanjut Temu, pihaknya selalu urus-urus sendiri, dari pihak RT setempat tidak mengusahakan, padahal tahu ada anak yang mempunyai kelainan.

“Belum ada respon dari Pemerintah. Pihak puskesmas tahu, tapi tidak kunjung ada perhatiannya cuma sekali saja, itupun hanya memantau saja. Puskesmas berkunjung tahun 2010 sampai sekarang belum kesini lagi, dari pihak Kelurahan Pasalakan juga belum pernah berkunjung, yang terdekat pun kayak RT dan RW boro-boro,” tuturnya.

Masih kata Temuyani, kalau menurut anjuran dokter tiap bulan harus selalu kontrol karena biar tahu perkembangannya. Selain ikhtiar lewat dokter widi juga rutin ikut terapi.

“Ga bisa kehitung berapa biaya yang sudah di keluarkan, emang kalau kontrol pakai BPJS tapi beli obat dan operasi ya pakai uang sendiri. Yang terpenting anak itu sehat. Pengen cepet sembuh ingin seperti teman-temannya,”harapnya.

Dibalik itu semua, ayah Widi, Tito Risdiyanto hanyak kerja ikut berjualan bersama saudaranya di Jakarta,berjualan peralatan closet. Dan setiap bulan hanya mendapatkan gaji 1,3 juta rupiah.

“Harapan kepada Pemerintah, kepingin sekali dibantu sama Pemerintah, inginnya widi itu sembuh dan bisa bermain sama teman sebayanya. Sampai saat ini kendalanya terbentur biaya. Gaji ayahnya 1,3 juta cukup hanya untuk makan saja,” pungkasnya. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*