Di saat matahari terbenam
Kau hadir dengan mengisi indahnya malam
Pagi yang cerah dengan langit yang biru
Kau soroti dengan cahaya kuning di siang hari
Senyummu semangatku
Tangismu penyesalan hatiku
dan…
Amarahmu adalah api yang membakar jiwaku
Ibu…
Aku adalah mutiara hatimu
Yang kau banggakan
Untuk menjadi hiasan di antara manusia
Tapi kini aku hanyalah logam
Yang dianggap murah bagi mereka
Ibu..
Kau berikan kasih sayang besar terhadapku
Tapi balasku luka yang membekas di hatimu
Hingga benihnya berlian di matamu terjatuh
Menutupi pipi merah di wajah cantikmu
Ibu…
Aku tidak bisa menjadi intan yang dikejar banyak kalangan
Karena aku adalah noda dalam perjalanan hidupmu
Ibu…
Kini…
Habis gelap terbitlah terang
Aku bisa memahami kasih sayang darimu
Cinta dan pengorbanan yang luar biasa yang tak bisa aku balas
Tapi aku berjanji..
Suatu saat nanti… di waktunya… aku akan membuatmu menangis bangga
Penulis : Cindy Ardhia Fazriantie
(Mahasiswi Gema Mahrdika Persada, Jurusan Flight Attendant)