Home » Nasional » Buntut Pembacokan yang Menewaskan Rhoma Irama, Rumah Dosen Diserang OTK

Buntut Pembacokan yang Menewaskan Rhoma Irama, Rumah Dosen Diserang OTK

BUNTUT pembacokan yang menewaskan Rhoma Irama, kawasan Bima Nusa Tenggara Barat sedikit mencekam. Kabarnya,  adanya penyerangan terhadap salah satu rumah dosen STKIP Bima bernama M. Tahir Irhas.

“Rabu (6/1/2016) sekitar pukul 18.30 WITA pascainsiden berdarah, rumah dosen Sosiologi STKIP Bima diserang sejumlah orang yang tidak dikenal. Penyerang menggunakan penutup kepala, jaket dan skrap. Kami masih duduk berdiskusi di lantai dua rumah beliau (dosen),” ujar saksi yang enggan disebutkan namanya, Kamis (7/1).

Setibanya depan rumah dosen yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jurusan itu, penyerang memanggil-manggil nama sang dosen. Namun karena kondisi yang dianggap berbahaya, Tahir memilih tidak meladeni.

“Mereka panggil, pak Tahir, pak Tahir, keluar” ucap saksi sambil meniru seruan pelaku.

Saksi melanjutkan, rumah dosen Tahir dilempar menggunakan batu dan benda keras lain. Tak hanya itu, kelompok penyerang melayangkan panah ke dalam rumah dosen. Akibatnya, beberapa kaca jendela rumah dosen yang bersangkutan pecah.

“Kami dapat satu anak panah. Sampai sekarang kami berharapnya ada tindakan dari kepolisian untuk segera menormalkan kondisi. Kalau tidak, takutnya ada kejadian yang lebih besar lagi,” tandasnya.

Sekedar mengulas, Rhoma Irama tewas mengenaskan bersimbah darah. Dia dibacok di bagian leher dalam sebuah pertikaian di Bima Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (6/1/2016). Rhoma Irama alias Oma yang berusia 22 tahun itu merupakan mahasiswa STKIP Bima, jurusan Bimbingan Konseling (BK). Dia ditemukan tewas mengenaskan di area kampusnya.

Informasi menyebutkan, Rhoma Irama alias Oma tewas dibacok 2 pelaku yang masing-masing membawa dua bilah parang. Berdasarkan keterangan saksi mata, satu pelaku berinisial A asal Sape, NTB dan satunya tidak diketahui.

Pada saat kejadian, Oma tengah melaksanakan ujian akhir semester (UAS). Namun, korban dan pelaku saat itu disebut telah selesai mengikuti UAS. Korban yang diketahui berusia 22 tahun itu keluar dari ruangan.

Di depan ruangan, korban melihat rekannya beradu mulut hingga adu fisik dengan pelaku. Hal itu membuat korban terpanggil untuk melerai. “Korban tidak berkelahi dengan pelaku, dia hanya bantu teman yang sedang berkelahi. Tapi pelaku menuding Oma (korban) adalah bagian kelompok lawan,” jelas salah satu saksi, Ahmad (22), seperti dilansir merdeka.com, Kamis (7/1).

Kesal terhadap sikap korban yang melerai perkelahian itu, lanjut Ahmad, pelaku dan rekannya bergegas ke indekos untuk mengambil 4 bilah parang. Pelaku kemudian kembali ke kampus untuk mencari korban. Tepatnya depan ruangan jurusan STKIP Bima, korban ditebas.

BACA: Rhoma Irama Tewas Dibacok di Bima NTB

“Saat itu tidak ada yang berani bantu, teman-teman lari karena takut. Dosen juga kemungkinan takut. Kalau tidak takut kenapa mereka tidak bantu saat pertikaian terjadi,” beber Ahmad.
Setelah korban dipastikan tak berdaya, pelaku langsung melarikan diri bersama rekannya. Sementara korban yang jatuh bersimbah darah mengalami luka parah di bagian kepala, urat leher terputus dan luka sabetan pada bagian perut. (bay)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*