Home » Info Jabar » HUT ke-50, Pertuni Ingin Tunantera Jadi Subjek Pembangunan Bangsa

HUT ke-50, Pertuni Ingin Tunantera Jadi Subjek Pembangunan Bangsa

BANDUNG – Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) tahun ini menginjak usianya yang ke-50. Organisasi yang berdiri di Kota Solo ini pun ingin tunanetra memberikan peran yang lebih nyata dalam pembangunan bangsa dengan tidak hanya sebagai objek namun juga subjek atau pelaku pembangunan di tanah air.

Untuk itu, pada acara pelepasan Parade Tongkat Putih Surabaya – Jakarta dalam rangka HUT Pertuni ke-50 yang digelar di Aula Barat Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Sabtu (30/1), Ketua Umum Pertuni Aria Indrawati mengatakan dalam periode emas ini Pertuni telah turut menjadi bagian dari pembangunan bangsa. Salah satu hal yang telah dilakukan Pertuni yaitu menginisiasi pembangunan Pusat Pelayanan Tunanetra di Universitas Pendidikan Indoensia (UPI) Bandung yang bisa diakses oleh seluruh mahasiswa tunanetra di seluruh Jawa Barat .

Menurut Aria, hal tersebut telah memberikan dapak cukup signifikan, yakni peningkatan sebanyak 30% jumlah kaum tunanetra yang bisa menempuh pendidikan tinggi. “Mengapa Pertuni menyasar pendidikan tinggi? Karena Pertuni ingin membangun, membangun berarti membuat perubahan dan tunanetra ingin menjadi bagian dari subjek untuk membuat perubahan di negeri ini,” ungkap Aria dalam sambutannya disambuat tepuk tangan para peserta parade.

Pusat Pelayanan Tunanetra tersebut saat ini tidak hanya ada di Bandung, namun juga ada di berbagai wilayah lainnya di tanah air. Dan untuk menyebarluaskan peran para tunanetra di Jawa Barat, Pertuni pun mengajak pemerintah daerah di Jawa Barat untuk menjadikan tunanetra sebagai mitra strategis pembangunan.

“Oleh karenanya pada kesempatan ini, Pertuni ingin mengajak pada Pemda Jawa Barat agar membawa seluruh anak tunanetra di Jawa Barat sampai ke pelosok-pelosok desa untuk dibawa ke sekolah, agar kelak anak-anak tunanetra – pada saat mereka dewasa bisa menjadi bagian dari pembangunan di Jawa Barat melalui Gerakan Ayo Sekolah Anak Tunanetra,” ajak Aria di hadapan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar serta para pejabat terkait di lingkungan Pemprov Jawa Barat yang hadir pada acara ini.

Keinginan kaum tunanetra yang tergabung dalam Pertuni ini pun disambut baik oleh Wagub Deddy Mizwar. Dalam sambutannya, Wagub mengungkapkan komitmen Pemprov Jawa Barat untuk senantiasa melibatkan tunanetra sebagai sumber daya manusia yang potensial.

“Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga berkomitmen untuk terus berupaya melakukan keberpihakan dan melibatkan penyandang disabilitas dalam setiap proses pembangunan, sekaligus menjadikan penyandang disabilitas sebagai human investment, yaitu sumber daya manusia potensial yang perlu diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri dalam berbagai aspek kehidupan,” papar Wagub dalam sambutannya.

Wagub mengungkapkan upaya Pemprov Jawa Barat tersebut dituangkan dalam bentuk Perda Nomor 10 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Penyandang Cacat, Perda Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, serta Perda Nomo 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Regulasi ini merupakan arah kebijakan untuk memberikan perhatian secara penuh hak penyandang disabilitas yang ada di Jawa Barat.

Selain itu, komitmen lainnya yang diberikan Pemprov Jawa Barat yaitu pada tahun 2013 dideklarasikan Jawa Barat sebagai Provinsi Inklusif  yang diharapkan agar semua masyarakat termasuk penyandang disabilitas bisa mendapatkan pendidikan yang bermutu, kesehatan, dan kesejahteraan.

Saat ini, sekolah penyelenggara inklusif di Jawa Barat telah mencapai 400 sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK) serta 360 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari 38 SLB Negeri dan 322 SLB Swasta. Pada 2015, jumlah peserta didik berkebutuhan khusus mencapai 20.000 anak yang bersekolah di SLB dan 5.000 anak bersekolah di penyelenggara pendidikan inklusif.

Sementara menurut data BPS Jawa Barat diketahui bahwa anak usia sekolah dengan disablitas mencapai 189.000 anak atau dengan kata lain Angka Partisipasi Kasar (APK) anak dengan disabilitas di Jabar baru mencapai 12%.

Menindak lanjuti hal tersebut, Pemprov Jawa Barat pun mengajak semua para pemangku kepentingan untk berkomitmen dan bersinergi meningkatkan APK anak dengan disabilitas seusia dengan peran dan kapasitasnya.

Parade Tongkat Putih Surabaya – Jakarta dengan slogan “Tongkat Putih adalah Pengganti Penglihatan Kami, Tongkat Putoh adalah Identitas Kami” ini berlangsung dari tanggal 23 – 31 Januari 2016 dengan melewati 9 kota yang ada di Pulau Jawa. Kegiatan ini pun sebagai media komunikasi untuk menyampaikan aspirasi dan simbol penyandang tunanetra yang ingin mandiri dan tidak menjadi objek belas kasihan, sehingga tunanetra bisa diperhitungkan dan menjadi subjek nyata pembangunan di Indonesia. (rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*