CIANJUR – Menempuh pendidikan tinggi pastilah menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi kaum laki-laki karena menjadi akan modal yang menentukan kemampuannya sebagai tulang punggung keluarga. Namun bukan berarti perempuan tidak wajib mengutamakan pendidikan. Perempuan juga penting berpendidikan tinggi, karena akan menjadi pendidik pertama di keluarga.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Netty Heryawan juga mengatakan, perempuan yang berwawasan akan mampu melindungi keluarganya dari ancaman-ancaman permasalahan sosial, termasuk kekerasan seksual pada anak. Siapapun, kata Netty, sangat berpotensi menjadi korban maupun pelaku kekerasan. Dan sebagian besar diantaranya adalah anak-anak yang mengalami pengalihan pengasuhan dari orang tuanya.
Netty memaparkah hal tersebut dihadapan sekitar 200 orang mahasiswa dan kader PKK, saat menjadi narasumber dalam acara Kuliah Umum bertajuk “Peranan Perguruan Tinggi dalam Peningkatan Kesejahteraan Perempuan dan Anak dalam Era Globalisasi” di Auditorium Universitas Suryakancana, Jl. Pasir Gede Raya Kab. Cianjur, Selasa (21/03/2017).
Menurut Netty sebagai subjek pembangunan, kehadiran perempuan tidak dapat dimarginalkan. Sedangkan anak-anak akan mengisi ruang-ruang kepemimpinan bangsa di masa depan, sehingga jika anak mengalami pengalihan pengasuhan, maka tinggal tunggu tanggal main kekalahan bangsa ini di mata dunia.
“Untuk itu, saya sangat apresiasi Universitas Suryakancana yang berani menghadirkan tema perempuan dan anak ini, tema yang sangat strategis,” ungkap Netty.
“Dikatakan strategis karena korbannya banyak, menyasar ruang emosi yang luas, dan dampak sosialnya juga panjang,” sambungnya.
Berhubung di dalam sebuah keluarga, orang yang paling banyak menghabiskan waktu dengan anak adalah ibu, maka dari itu perempuan juga penting mendapatkan pendidikan yang tinggi agar mampu mendampingi proses belajar anak-anaknya, serta membentengi keluarganya dari dampak negatif kemajuan teknologi melalui literasi media.
“Jangan takut, Pak. Kalau perempuan cerdas, bukan untuk menjadi rival laki-laki, tapi untuk menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik pertama manusia.” ujar Netty mengutip ungkapan Ibu Kartini. (hms/rls)