Home » Tasikmalaya » Gerbang Tasik » Pergi Ke Toilet Jadi Pemicu Warga & Anggota DPRD Ini Adu Mulut

Pergi Ke Toilet Jadi Pemicu Warga & Anggota DPRD Ini Adu Mulut

Pergi Ke Toilet Jadi Pemicu Warga & Anggota DPRD Ini Adu Mulut

TASIK – Cekcok adu mulut antara Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Tasikmalaya dan perwakilan masyarakat mewarnai audiensi warga terdampak bendungan leuwi keris dengan Anggota DPRD Tasikmalaya. Adu mulut dipicu hal sepele, hanya karena ketua DPRD meninggalkan ruangan untuk ke kamar kecil.

Adu mulut antara Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Tasik, Arif Rahman, dengan koordinator massa Evi Hilman ini terjadi saat warga Desa Ancol, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya melakukan audiensi dengan DPRD Kabupaten Tasik terkait penyelesaian ganti rugi lahan warga terdampak mega proyek bendungan leuwi keris.

Ketua Komisi I DPRD Arif Rahman, nampak tak mampu menahan emosi saat Evi Hilman selaku koordinator massa memprotes anggota dewan yang dinilai tidak serius mendengarkan aspirasi warga saat ketua DPRD meninggalkan ruangan untuk ke kamar kecil sehingga audiensi diskorsing.

Adu mulut pun tak terhindarkan, sehingga suasana di ruang audiensi sempat tegang. Beruntung cekcok bernada keras ini bisa diredam setelah ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Ruhimat, mengambil alih suasana dialog yang semakin memanas dan berhasil menenangkan keduanya sehingga tidak berakhir dengan keributan.

Evi Hilman mengatakan, dalam audiensi terdampak mega proyek bendungan leuwikeris, warga meminta DPRD Kabupaten Tasikmalaya bisa memediasi dan memfasilitasi mereka dengan instansi terkait. “Agar hak mereka yang direnggut sewenang-wenang oleh pihak tertentu atas masalah pembelian tanah bisa segera terselesaikan,” harapnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Ruhimat mengatakan, bahwa pihaknya akan berupaya untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang dimaksud masyarakat. “Kami juga akan membentuk tim khusus untuk pembahasan dalam upaya penjelasan ke instansi terkait yang masyarakat harapkan selama ini,” paparnya.

Salah satu warga, Kuswara (45) menuturkan, selama tuntutan warga belum terpenuhi tentang keterbukaan proses jual beli tanah, selama itu pula masyarakat akan terus menuntut hak dan tidak akan menyerah begitu saja. “Sudah berbagai upaya kami, belum berhasil juga. Tapi kami optimis karena memiliki generasi yang akan datang,” papar Kuswara, Rabu (4/10).

Kuswara menambahkan ada beberapa proses yang belum selesai terutama pembebasan lahan. Padahal lahan milik warga yang dijadikan proyek adalah lahan pertanian. Alhasil warga harus banting setir mencari usaha lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Dulu hampir seluruh warga bertani karena lahannya masih ada,” imbuhnya.

Usai audiensi, perwakilan masyarakat dan anggota dewan Ruhimat dan Arif Rahman pun kembali bersalaman dan bersepakat untuk bersama-sama berjuang menyelesaikan permasalahan ganti rugi lahan warga terdampak mega proyek bendungan leuwi keris. (and)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*