Home » Bandung » BPBD Jabar Gerak Cepat Hadapi Bencana Hidrometeorologi

BPBD Jabar Gerak Cepat Hadapi Bencana Hidrometeorologi

BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat bergerak cepat dan berkoordinasi intensif dengan pemerintah kota/kab menyusul terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir dan longsor di tujuh wilayah di Jabar pada 21-23 Februari 2018, dengan data terakhir Jumat (23/2/18) pkl. 12.30 WIB.

Kejadian di tujuh wilayah tersebut adalah longsor di Kabupaten Subang (Kecamatan Sagalaherang) berdampak pada akses Jalan Sagalaherang-Kampung Nyalindung terganggu, longsor di Kabupaten Sumedang (Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Jatigede, Kecamatan Cisitu) berdampak pada total dua unit rumah rusak sedang dan jalan penghubung desa tertutup longsoran, banjir di Kota Bandung (Kecamatan Astana Anyar) berdampak pada 142 rumah terendam, banjir di Kabupaten Bandung (Kecamatan Majalaya, Kecamatan Cileunyi, Kecamatan Dayeuh Kolot).

Longsor, pergerakan tanah, dan banjir terjadi di Kabupaten Majalengka (longsor: Kecamatan Rajagaluh, Kecamatan Sindangwangi, Kecamatan Maja, Kecamatan Bantarujeg; pergerakan tanah: Kecamatan Bantarujeg, Kecamatan Lemahsugih banjir: Kecamatan Panyingkiran) berdampak pada 50 rumah 71 KK terendam, dan longsor, pergerakan tanah, serta banjir di Kabupaten Kuningan (longsor: Kecamatan Karangkencana, Kecamatan Hantara, Kecamatan Nusaherang, Kecamatan Ciniru, Kecamatan Kadugede; banjir: Kecamatan Cibingbin) berdampak pada total tujuh rumah rusak berat, satu rumah rusak sedang, enam rumah terancam, 21 KK/ 65 Jiwa mengungsi.

Banjir terjadi juga di Kab. Cirebon dengan sembilan kecamatan yang terdampak (Kecamatan Losari, Kecamatan Waled, Kecamatan Kedawung, Kecamatan Plumbon, Kecamatan Plered, Kecamatan Tengah Tani, Kecamatan Pasaleman, Kecamatan Pabedilan, Kecamatan Ciledug) dengan total rumah yang terdampak 4794 unit dan korban yang terdampak 7229 KK/21968 Jiwa.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi memaparkan upaya yang telah dilakukan pihaknya adalah secepatnya berkoordinasi dengan BPBD kabupaten dan kota terdampak.

“Tim Unit Reaksi Cepat (URC) sudah diturunkan ke lokasi untuk assessment dan pendampingan. Bantuan logistik juga sudah dikirimkan berupa perlengkapan sekolah, makanan siap saji, famili kit, kids ware, terpal dan karung ke Kab. Kuningan, Kota Bandung, Kab. Bandung, dan Kab. Cirebon,” jelasnya.

Sementara dalam siaran persnya Jumat (23/2/18), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya peningkatan bencana hidrometeorologi dan dampak cuaca ekstrem yang harus diwaspadai tiga hari ke depan.

Hal ini dipicu oleh kondisi atmosfer yang sangat labil di wilayah Indonesia.  Kondisi ini dipicu oleh beragam fenomena, dari adanya pola angin baratan yang cukup kuat dan didukung adanya pola daerah pertemuan angin (konvergensi) hingga dipicu oleh skala atmosfer skala lokal maupun skala yang lebih luas di sekitar lokasi bencana serta kondisi uap air dan kelembaban udara yang cukup tinggi.

Dalam beberapa hari ke depan  suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan relatif tinggi. Diprakirakan potensi hujan masih terus meningkat dalam 3 (tiga) hari ke depan khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Besarnya pengaruh lokal dan tingginya pemanasan mengakibatkan periode saat ini hingga akhir Februari nanti memicu peningkatan intensitas hujan lebat yang memungkinkan disertai kilat/petir dan angin kencang. Secara umum, masyarakat dihimbau agar tetap:

– Waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan genangan, banjir, banjir bandang, dan longsor.

– Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.

– Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.

– Waspada kenaikan tinggi gelombang

– Waspada hujan lebat disertai angin kencang yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil (rls/hms)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*