Home » Nasional » Geger, Anak Krakatau Meletus!

Geger, Anak Krakatau Meletus!

GEGER, tadi pagi, Sabtu (11/4/2020), anak Gunung Krakatau meletus. Suara dentuman keras disebut-sebut terdengar oleh masyarakat pada dini hari. Warga dari Depok, Bogor, hingga Jakarta dilaporkan mendengar suara misterius itu. Di media sosial Twitter, tagar “dentuman” saat ini trending nomor satu di Indonesia.

Ada sekitar 14 ribu tweet warganet per Sabtu (11/4/2020) pagi. Semua postingan itu berkaitan dengan dentuman yang terjadi.

Sejumlah warganet bahkan banyak yang mengunggah tangkapan layar peta sebaran gunung api di Indonesia dari MAGMA.

“Let’s care of each other. Pray, pray, and pray. 2020 is the one of amazing year. #dentuman,” tulis @ulfanimatin.

“Please don’t make any jokes about this issue..ini bencana alam ! Please not now,” tulis @candiliciousam.

“What happened last night?

dentuman apa?

Can anybody explain to me?,” tulis @notyourfavsmile.

“If that sound not from krakatau. Where from ? That sound so noisy and make the human so scared. God, please keep me and all people who loving with you. #dentuman #Erupsi #jabodetabek krakatau gempa,” tulis @Waidiq.

“in the middle of pandemic? oh come on dude..

Krakatau #dentuman,” tulis @adhafsx.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM belum bisa memastikan suara dentuman yang bikin geger itu.

“Saya kira bukan (karena Gunung Anak Krakatau). Itu terlalu jauh,” kata Hendra dalam wawancaranya di Radio Elshinta, Sabtu (11/4/2020).

Gunung Anak Krakatau memang sempat mengalami erupsi sejak Jumat (10/4/2020) malam.

Akun resmi PVMBG di Instagram @pvmbg_kesdm menginformasikan, Gunung Anak Krakatau memang sempat erupsi pada Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 22.35 WIB.

“Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Jumat, 10 April 2020, pukul 22:35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 500 m di atas permukaan laut).”

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara.”

“Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 2284 detik.”

“Rekomendasi:
Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah,” tulisnya.

Dari pantauan PVMBG terlihat bahwa letusan terus berlangsung sampai Sabtu (11/4/2020) pada pukul 05.44 WIB.

Sementara petugas di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di dekat Pantai Carita justru tak mendengar ada suara dentuman.

“Secara instrumental tekanannya tidak terlalu besar, sehingga wajar jika tidak terjadi dentuman di pos pengamatan di Pantai Carita. Jadi aneh juga kalau terdengar sampai Depok dan Bogor karena yang dekat saja enggak kedengaran,” katanya.

Informasi yang dihimpun, Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda kembali erupsi. Letusan diketahui dimulai Jumat (10/4/2020) pukul 21:58. Sementara letusan kedua terlihat pada pukul 22:35 WIB.

BPBD Kabupaten Lampung Selatan seperti rilis yang disampaikan Kapusdatinkom BNPB, Agus Wibowo melaporkan kondisi terkini di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan pada Sabtu (11/4/2020) pukul 04.00 WIB bahwa tidak terpantau adanya bau belerang dan debu vulkanik.

“Mulai turun hujan, dan masyarakat di Kecamatan Rajabasa terutama wilayah sepanjang pantai yaitu Desa Way Mulih, Desa Way Mulih Timur dan Desa Kunjir sudah berangsur-angsur kembali ke rumah masing-masing. Warga masih berjaga-jaga dan ronda untuk memantau kondisi yang ada,” kata Agus Wibowo.

TRC BPBD Kabupaten Lampung Selatan telah menghubungi tim pemantau Gunung Api Krakatau. Hasilnya status masih waspada (Level 2) dan aktivitas vulkanik sudah reda.

TNI/Polri saat ini siaga di lokasi kejadian untuk membantu mengevakuasi warga.

Begitu pun aparat desa dan camat setempat sudah berada di lokasi kejadian memberikan arahan kepada warga.

“Sampai pagi ini belum ada laporan kerusakan, petugas BPBD dan aparat setempat akan terus memantau dan melaporkannya,” katanya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*