CIREBON – Ada yang menarik di peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2020 di Cirebon, di tengah pandemi Corona. Badan Narkotika Nasional (BNN) setempat turun ke jalan bareng Muspida, menggandeng kaum milinial beserta pengamen, Jumat (26/6/2020).
Enam ruas jalan protokol di Kota Cirebon disambangi. Di ruas jalan itu, BNN, Muspida bersama sejumlah kaum milenia dan pengamen menggelar konsentrasi, diselingi dengan aksi bagi-bagi masker, bendera mini, stiker dan gantungan kunci kepada para pengguna jalan.
Saat gelar konsentrasi, ada aksi genjreng yang dilakukan oleh sejumlah pengamen. Mereka, membawakan lagu-lagu bertemakan seruan untuk tidak menggunakan narkoba. Selain itu, juga ada kampanye seruan anti narkoba dan sosialisasi terkait bahaya narkoba.
“Peringatan HANI kali ini, kami menggelar sosialisasi, sembari kampanye anti narkoba, berikut membagikan masker, bendera, stiker anti narkoba dan gantungan kunci kepada para pengguna jalan. Selain itu, kami juga melakukan vicon bersama para Muspida di Balai Kota Cirebon,” ujar Kepala BNN Cirebon, AKBP Yaya Satyanagara.
Enam jalan protokol yang disambangi, diantaranya Jalan Cipto, Pemuda, By Pass, Wahidin, Kartini dan Siliwangi.
Dalam kesempatan itu, AKBP Yaya juga menjelaskan, upaya pemberantasan narkotika akan terus dilakukan, meski dalam situasi pandemi corona ini.
“Di samping penindakan, juga ada upaya lain yang kita lakukan. Salah satunya adalah dengan menggulirkan program Kelurahan/Desa Bersih Narkoba (Bersinar).
“Saat ini sudah ada tiga kelurahan yang menjadi pilot project untuk kelurahan/desa Bersinar di Kota Cirebon.
“Ketiganya menjadi bagian dari pilot project 35 desa/kelurahan di Jawa Barat untuk menjadi desa/kelurahan bersinar atau bersih narkoba,” katanya.
Tak hanya itu, selain memberantas peredaran narkoba, pihaknya juga melakukan rehabilitasi pengguna narkoba.
“Ada tiga kelompok di narkoba ini. Kelompok pertama, mereka yang mencari keuntungan dengan menjual narkoba. Pada kelompok ini mereka murni memasarkan narkoba dan tidak menggunakannya. Sehingga sekalipun diperiksa, hasilnya akan negatif,” ucapnya.
Kelompok kedua, lanjut dia, adalah kelompok pengguna. Mereka ini yang mejadi korban.
“Untuk itu mereka juga melakukan rehabilitas untuk korban-korban penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang,” katanya. (red)