BANDUNG – Diketahui ada seribu lebih anggota TNI di dua instansi militer yakni Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Kota Bandung dan Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) Kota Cimahi terpapar COVID-19.
Di Secapa ada 1.262 kasus di Secapa AD, 17 orang diisolasi di rumah sakit. Sedangkan sisanya, 1.245 kasus merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG). Sementara untuk di Pusdikpom, ada 99 kasus meruapakan OTG, yang terdiri dari siswa 74 personel dan organik 25 personel.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (GTPP Jabar) masih menyelidiki dari sisi epidemologis terkait sumber penularan di dua instansi militer tersebut.
“Sampai dengan saat ini kita masih terus melakukan kajian. Teman-teman di lapangan masih melakukan kajian dari mana sebenarnya sumber ini,” ujar Juru Bicara GTPP Jabar Berli Hamdani di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (10/7).
Dengan ada kejadian ini, Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna meminta agar semua pusat pendidikan militer yang ada di Kota Cimahi untuk segera melakukan swab test bagi personelnya menghindari penyebaran COVID-19.
“Di Cimahi ini kan banyak pusdik, berangkat dari situ kami khawatir menjadikan klaster baru karena puluhan personel Pusdikpom positif COVID-19. Kita lagi koordinasi dengan semua Danpusdik agar melakukan swab test di masing-masing pusdik,” ujar Ajay.
Pihaknya berharap tidak muncul klaster baru selain Pusdikpom yang puluhan personelnya sudah terkonfirmasi positif COVID-19. “Kalau hasilnya tidak sesuai harapan bisa saja menjadikan klaster baru tapi mudah-mudahan tidak sampai seperti itu,” ucapnya seperti dilansir detik.com
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Imbau warga tidak panik. Pasalnya, institusi militer lebih siap melakukan penanganan dan disiplin dalam melakukan karantina orang yang terpapar COVID-19.
“Saya menelepon langsung dengan Panglima TNI. TNI ini punya sistem yang lebih siap dan lebih banyak. Pengetesan massal mandiri swabnya oleh RSPAD. Kemudian, dipahami dan disepakati bahwa panglima TNI juga turut mewaspadai pusat pendidikan yang lain, media juga bisa melihat mayoritas OTG, hanya 17 yang dirawat dari seribuan sekian,” jelasnya. (dtc/red)