Home » Cirebon » Pemkab Cirebon Tunjuk RS Paru Untuk Isolasi Nakes, Rakhmat: Gak Manusiawi

Pemkab Cirebon Tunjuk RS Paru Untuk Isolasi Nakes, Rakhmat: Gak Manusiawi

CIREBON – Adanya surat terbuka dari salah seorang ASN Tenaga Kesehatan (Nakes) di Puskesmas Kalimaro yang diamini puluhan nakes, akhirnya dijawab oleh Pemkab Cirebon melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.

Baca berita sebelumnya, klik:

Banyak Nakes Positif Covid Tapi Lamban Ditangani, ASN ini Protes Bupati & Dinkes

Namun jawaban tersebut belum bisa memuaskan atau sesuai harapan para nakes kasusnya yang terkonfirmasi positif covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri, mengingat tempat isolasi mandiri yang dipilih oleh Pemkab Cirebon bukan di hotel atau area yang steril melainkan di Rumah Sakit Paru Sidawangi milik Pemprov Jabar.

Alhasil, protes pun kembali disampaikan Rakhmat Hidayat, seorang nakes sekaligus sang pembuat surat terbuka itu. “Jelas kami gak bisa terima kalau isolasi mandiri di RS Sidawangi, karena itu rumah sakit untuk infeksi TBC di Cirebon. Kalau isolasi mandiri di situ, corona sembuh, pulangnya bawa penyakit TBC. Anggaran Covid kan banyak, masa gak mampu sewa hotel, seperti di Kota Cirebon, ungkapnya, Kamis (19/11/2020).

Rakhmat juga menyampaikan informasi bahwa per hari ini, terjadi lagi penambahan kasus covid di Puskesmas Ciperna, Kab Cirebon sebanyak 7 orang. “Puskemas Ciperna terkonfirmasi positif hasil dari swab per hari Senin tgl 16 Nov 2020 ada 7 orang nakes. Rinciannya dokter umum 1, bidan 3, pengelola TB 1, survailance 1 dan bagian lab 1 orang. Total ada 10 puskesmas yg sudah dilockdown. Jadi jelas kebijakan yang aneh dan gak manusiawi kalau kami harus diisolasi di RS Paru Sidawangi,” terang Rakhmat.

Sementara itu, seorang nakes di Puskesmas Wilayah Kecamatan Waled mengaku setuju atas apa yang disampaikan oleh Rahmat Hidayat sebagai rekan sesama nakes. “Bener kata Pak Rahmat, gak manusiawi. Bagaimana kalau yang kena itu adalah dirinya sendiri, keluarganya sendiri, orang-orang yang dia sayangi, sahabat sahabat yang dia senangi, pasti ga akan tega menempatkan isolasi di RS paru. Padahal hotel banyak yang terjangkau harganya. Di sisi lain kami nakes di puskesmas ini tidak dapat tunjangan covid, padahal resikonya sama besar dengan nakes yang bertugas di RS. Ini terbukti banyak rekan sejawat kami yang juga terkonfirmasi positif covid,” ulas sumber JP yang enggan namanya dipublish ini.

Sebagai informasi tambahan, jawaban Dinkes Kab Cirebon soal tempat isolasi mandiri di RS Sidawangi yakni dikirimkan Kadinkes melalui whatsapp group (WAG) kepada para Kepala Puskesmas se Kab Cirebon. Berikut detail pesannya, seperti disamaikan Rakhmat kepada redaksi JP:

“Assalamualaikum wr wb. Yts Temen2 semua. Alhamdulillah hasil rapat kemarin jam 13.sd jam 16. Dgn RS Waled, RS AWN dan RS Sidawangi yang dipimpin langsung oleh pa Sekda.

Hasil rapat: 1. Penambahan ruangan isolasi untuk Waled nambah 37 ruangan 9 diantaranya buat kasus kebidanan. 2  RS AWN nambah 24 ruangan 4 diantaranya untuk kasus kebidanan. 3. RS Sidawangi nambah 8 ruang isolasi. 4. Untuk Isolasi mandiri baik untuk Nakes maupun masyarakat yang membutuhkan Dinkes MOU dgn RS Sidawangi, karena hotel dari bulan september kita minta hanya hotel santun dan verse yang bersedia berjalannya waktu negosiasi blom ada kesepakatan, kita konsultasi dgn insfektorat dan BPKP akhirnya disetujui di RS Sidawangi. hari ini kita fix kan dgn RS Sidawangi semoga lancar tidak ada kendala Aamiin.

Salam sehat selalu. Hati2 buat temen2 puskesmas dan para karyawannya. Protokol kesehatan jalankan lebih ketat lagi, sudah banyak nakes yang terkonfirmasi positif. Semoga kita selalu ada dalam lindungan Allah SWT Aamiin,” tulis Kadinkes dalam pesan WAG tersebut. (tim/jp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*