Home » Cirebon » Es Burcang Pak Uway Dekat Puskesmas Waled, Jajanan Legendaris Terlezat Sejak 1982

Es Burcang Pak Uway Dekat Puskesmas Waled, Jajanan Legendaris Terlezat Sejak 1982

CIREBON – Anda sedang haus sekaligus lapar? Coba datang ke sini ini untuk menikmati Es Burcang alias Es Bubur Kacang, Pak Wardi atau Pak Uway (73 tahun), di Desa Waled Kota, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, tepatnya seberang Puskesmas Waled. Dijamin! Dahaga sekaligus lapar yang melanda akan lenyap setelah menikmati kudapan legendaris ini.

PAK UWAY BERJUALAN ES DI JALUR PERBATASAN CIREBON – KUNINGAN, DEKAT PUSKESMAS WALED.

Es Burcang Pak Uway sudah berdiri sejak tahun 1982 dan boleh dibilang penjual es bubur kacang terlama yang ada di kawasan Cirebon Timur. Pak Uway sudah melewati berbagai generasi dan tetap konsisten dengan berjualan es bubur kacang dengan rasa yang khas tak berubah sejak dulu. Ciri khas dari kudapan yang dijualnya ini adalah es bubur kacang ijo dan ketan hitam diaduk dengan serutan es yang sudah dicampur dengan gula aren asli. Rasanya semakin mantap tatkala Es Burcang ini diguyur dengan santan kelapa yang super gurih. “Lezat banget sumpah! Sampai saya bawa 5 bungkus untuk orang-orang yang di rumah,” sahut Ferry pembeli yang baru sekali mencicipi Es Burcang ini.

Pak Uway menjelaskan, saat usianya masih muda Ia pernah berjualan Es Burcang berkeliling kecamatan. Namun seiring bertambahnya usia, kini Ia lebih memilih makngkal di Jalan Provinsi yang melintasi Desa Waled Kota dan libur tiap hari Jumat & Minggu. “Awal-awal sih keliling ke kantor-kantor, sekolah-sekolah waktu itu harganya masih 5 perak (Rp 5). Alhamdulillah bertahan sampai sekarang saya jual Rp 4.000 per mangkok,” ungkapnya, Selasa (24/11/2020).


Disela-sela tim JP menyantap kudapan yang dijualnya, Pak Uway tampak bersemangat melayani para pembeli yang mayoritas adalah langganannya. Sama sekali tak terlihat tanda kepikunan di usianya tak lagi muda. Rahasianya adalah Ia hanya menyantap makanan yang alami dan tidak makan mie serta micin.

“Gak ada rahasia khusus, makan yang alami dan bangun pagi itu kuncinya. Karena jam 3 saya harus sudah siap-siap meracik bahan-bahan dibantu istri saya yang biasanya memarut kelapa,” terang kakek enam cucu ini.

Di usianya kini, Pak Uway mengaku tidak terlalu ngoyo atau memaksakan diri untuk mencari nafkah. Bisa berjalan dengan badan yang sehat saja, baginya merupakan rasa syukur yang tiada ternilai. “Enggak terlalu ngoyo mas sekarang sih, yang penting jualan lancar, ada buat makan buat sehari-hari itu sudah lebih dari cukup. Alhamdulillah masih dipercaya sama yang maha kuasa bisa mencari nafkah sampe sekarang,” ujar pria kelahiran 1947 ini penuh syukur. (jay)

ADA LANGGANAN YANG MAKAN DINTEMPAT, TAK SEDIKIT PULA YANG DIBUNGKUS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*