KAB. GARUT – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) melalui Jabar Quick Response (JQR) melatih sejumlah relawan untuk menunjang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Pelatihan dilakukan sesuai instruksi Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk memaksimalkan potensi relawan dalam penanganan bencana, baik yang bersifat mitigasi bencana maupun penanganan kebencanaan, di 27 kabupaten/kota di Jabar.
Teraktual, JQR menggelar latihan water rescue kepada relawan Rumah Yatim di Sungai Cimanuk, Kampung Patrol, Desa Dangdeur, Kabupaten Garut, selama tiga hari pada 25-27 November 2021. Selain water rescue, peserta juga diberikan pengetahuan soal self rescue deffensive dan offensive, serta membaca karakteristik sungai.
Ketua Harian JQR Reggi Kayong Munggaran mengatakan, potensi relawan kebencanaan di Jabar sangat besar. Namun, katanya, banyak relawan kebencanaan yang tidak mendapat bekal berupa pengetahuan dan keahlian saat menangani bencana.
“Bicara relawan bukan berarti kita menolong seadanya. Ini yang barangkali salah kaprah. Itikad baik sudah bagus, cuma kemudian harus dibekali oleh pengetahuan. Membentuk pengetahuan ini baru satu tahap. Yang kedua adalah membentuk sikapnya, sikap untuk selalu siaga,” kata Reggi dalam Podcast Juara.
“Harus ada ilmunya dulu. Oleh karena itu, kenapa kita melakukan pendekatan-pendekatan yang profesional. Penggunaan alat, instruktur dan kepelatihan, termasuk pengawasan-pengawasannya. Di JQR ini untuk water rescue sudah tersertifikasi semua anggotanya oleh Basarnas,” imbuhnya.
Reggi menuturkan, etos pertama dari rescue adalah mengamankan diri sendiri. Menurutnya, banyak relawan kebencanaan yang tidak memahami hal tersebut. Untuk menumbuhkan kesadaran itu, JQR pun rutin menggelar latihan-latihan mitigasi bencana dan penanganan bencana.
“Kita juga membangun kolaborasi taktis dan strategis. Taktis dengan relawan-relawan di Jabar. Strategisnya, kami juga bertemu dengan BPBD, Basarnas, dan banyak stakeholder untuk sama-sama, ketika hal buruk terjadi, kita ini harus seirama,” ucapnya.
Selain pelatihan, JQR pun intens menyosialisasikan pengetahun berkaitan dengan mitigasi bencana dan penanganan bencana. Hal itu dilakukan karena Jabar merupakan daerah rawan bencana. Semua jenis kebencanaan, mulai dari gempa bumi, banjir, longsor, sampai tsunami, berpotensi terjadi.
Menurut Reggi, selain melakukan sosialisasi secara langsung, JQR pun sedang menyusun Manual Book terkait kebencanaan. Manual book yang nantinya terdapat dalam aplikasi JQR diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat Jabar saat menghadapi bencana.
“Jadi tidak semua bisa kami jangkau dengan bertemu langsung. Maka kami bikin manual book, ketika gempa terjadi, atau ketika Anda menemukan kecelakaan di lalu lintas, itu apa sih yang harus dilakukan. Kita dalam proses membikin aplikasi itu untuk menjadi petunjuk,” ucapnya.
“JQR bersama elemen lain turut mempersiapkan diri dengan melakukan langkah-langkah mitigasi bencana atau langkah-langkah pencegahan seperti misalkan menyosialisasikan, terus juga membantu masyarakat untuk memobilisasi apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi,” imbuhnya. (rls/hms)