CANTIK, anggun dan humble, itulah yang kita tangkap ketika pertama kali melihat sosok Tresia Wulandari. Gadis kelahiran Subang, 12 Desember 1992 ini, eksis di Kota Kembang sebagai master of ceremony (MC) dan presenter. Ia mengawali karier saat masih kuliah di jurusan Sekretaris, Kampus Taruna Bhakti. Dari situ, ia mulai jatuh cinta pada dunia broadcasting tanpa sengaja, saat mengenal figur yang menurutnya cukup inspiratif, yakni Melissa, jurnalis asal Perancis.
“Gak pernah kepikiran sama sekali, aku bakal terjun di dunia broadcasting dan MC,” ujar presenter Bandung TV ini. Mojang Jabar tahun 2011 ini, mulai terjun di dunia broadcasting tahun 2012, sedangkan mulai nge~MC di tahun 2013. Tak puas dengan bekal ilmu yang ia miliki, Tresia pun kembali menempuh studi di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pasundan (Unpas).
Saat ditanya soal makna cantik, dara yang hobi menari dan travelling ini punya filosofi tersendiri lho. “Yang cantik itu banyak, tapi yang smart dan elegan, tidak semua wanita bisa seperti itu. Wanita cantik itu memiliki kecantikan yang terpancar dari hati, yang berarti humble,” jelasnya. Meski memang cantik, namun Ia tak merasa bahwa dirinya cantik. “Biar saja orang yang menilai, jangan sampai kitanya yang merasa cantik,” ucapnya sambil mengurai senyum.
Dengan segudang kesibukannya, Tresia tetap ceria menjalani hari. Itu karena profesi yang ia geluti, dilakoninya dengan senang hati. “Capek sih capek yah, cuma karena aku hobi dan senang melakukannya, jadi gak terasa capek. Kan pekerjaan yang paling menyenangkan itu adalah hobi yang menghasilkan uang,” tutur dara yang multitalent ini.
Agar tetap bugar sepanjang hari, Tresia juga memiliki kiat khusus. “Banyak minum air putih, luangkan waktu buat rileks dalam sehari untuk me-review yang kita kerjakan, dan jangan lupa pola makan harus teratur,” jelas dara yang memiliki obsesi jadi presenter TV Nasional ini.
Demi menggapai impiannya itu, Tresia menjadi sosok yang gampang berbaur dan gemar bertanya. “Dalam setiap even, pasti ada hal baru dan pasti ada orang yang ilmunya lebih dari kita. Jadi jangan malu untuk bertanya atau merasa sudah senior,” kata Tresia mengakhiri wawancara. (jay)