MAJALENGKA – Sebagaimana kita ketahui, setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Hal ini tentunya berakar sejarah pada bangkitnya rasa semangat persatuan, dan nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sejak tahun 1908 lalu.Hingga saat ini baik itu mahasiswa yang ada di Jakarta maupun di kota-kota besar yang ada di Indonesia, mereka bersiap untuk aksi. Tak ketinggalan pula, mahasiswa yang ada di daerah Majalengka. Mereka pun bersiap memperingatinya, berenaka ragam, ada yang bersiap aksi simpatik, ada juga yang mau unjuk rasa seperti halnya para demonstran yang melakukan demo pada umumnya.
Hal ini seperti diungkapkan salah satu mahasiswa dari kalangan aktifis HMI, Muhammad Basyir. Ia mengtakan pihaknya memang merasa wajib untuk menyikapi tanggal 20 Mei mendatang. “Kami lebih setuju untuk melakukan aksi menyusul adanya sejumlah sms maupun pesan BBM. Alasannya momentum 20 Mei cukup banyak kalangan gabungan aktifis mahasiswa yang akan melakukan aksi.” ungkapnya, Kamis (16/4).
Basyir mengatakan, dirinya menilai alasan dilaksanakanya aksi tersebut karena ia menilai kepemimpinan presiden Jokowi membuat sebagian rakyat menderita. Sehingga merasa perlu bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya.
“Kebijakan kepemimpinan presiden dan wakil presiden saat ini dinilai cukup banyak kebijakan yang justru malah membingungkan dan makin membuat rakyat kecil semakin menjerit. Salah satu contohnya yakni harga beras yang kian melambung, harga BBM yang terkadang naik dan turun sehingga membingungkan para pedagang kecil yang kesulitan untuk menentukan harga jual barang-barangnya. Selain itu ongkos angkutannya juga ikutan naik. Dan tarif dasar listrik juga naik sehingga membuat rakyat miskin semakin terpuruk, oleh karena itu saya sepakat pada momentum 20 Mei untuk ikut serta melakukan aksi, menyampaikan aspirasi,” jelasnya.
Mahasiswa lainnya, Hari Hermawan menyampaikan bahwa adanya isu gerakan 20 Mei tentang agenda demo besar-besaran dengan isu penurunan presiden Jokowi, pihaknya berharap dan meminta kepada para mahasiswa agar melakukan kajian lebih dalam, supaya tidak mudah terprovokasi.
“Saya menilai informasi ini penuh persoalan politis. Jangan sampai adanya pemberitahuan tentang gerakan 20 Mei membuat kalangan para aktifis terprovokasi, karena saya menilai informasi itu ada kaitanya dengan persoalan politis. Saya pikir perlu adanya kajian lebih dalam mengenai momentum 20 Mei,” uungkapnya.
Sementara itu Ahmad Yunus salah satua Ketua Bem STAI-PUI mengatakan bahwa dalam memperingati momentum hari kebangkitan nasional yang selalu diperingati setiap tanggal 20 Mei mendatang, para mahasiswa tidak mesti melakukan aksi.
“Justru sosok konseptorlah yang kini dibutuhkan. Pada tanggal 20 Mei itu merupakan momentum hari kebangkitan nasional, oleh karena itu dalam merayakan momentum tersebut para mahasiswa tidak mesti melakukan aksi demontrasi tetapi harus menunjukan sikap bahwa mahasiswa adalah agen perubah dengan memberikan kansep gagasan untuk kepetingan rakyat bukan politisi,” pungkasnya. (rik)