CIANJUR – Cianjur Selatan menyimpan potensi pariwisata yang amat besar. Indahnya pemandangan alam, pantai yang mempesona serta air terjun (curug) yang begitu menakjubkan menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung. Bahkan tak sedikit pengunjung yang berujar “subhanallah” ketika tiba di sana.
Namun, buruknya infratruktur membuat rasa takjub harus ditebus dengan perjalanan panjang, penuh perjuangan dan melelahkan. Salah satu keindahan Cisel yang patut dikunjungi adalah Curug Cisawer Gentong. Meski harus melewati tikungan berkelok dan tanjakan tajam, namun tak menyurutkan para pemburu keindahan alam untuk menikmati pesona Curug Cisawer Gentong ini.
Justru, terjalnya perjalanan akan menjadi tantangan tersendiri setelah kita berhasil menepi di curug yang berlokasi di kilometer 95 dari Cianjur Kota menuju Sindangbarang, tepatnya di Jalan Cibinong-Sindangbarang, Desa Sukajadi, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur.
Berada di tengah hutan mahoni yang sangat rimbun, menjamin rasa lelah selama perjalanan akan langsung terobati dengan kesejukan. Apalagi setelah finish di lokasi yang dinantikan, keindahan air terjunnya akan jadi penawar rasa letih setelah mengalami perjalanan setengah mati.
Meski berada di tengah hutan, namun tak perlu khawatir dengan hal-hal yang tak diinginkan. Karena selama perjalanan banyak warung-warung kecil yang bisa dijadikan tempat peristirahatan. Banyak yang bertanya, mengapa dinamakan Cisawer Gentong? Alasan penduduk sekitar karena air terjun yang berjatuhan dari tebing setinggi 100 meter tersebut menghempas batu-batu di pinggi tebing. Sehingga jika diibaratkan mirip dengan air hujan yang jatuh dati ujung genteng rumah.
Dulu, warga setempat hanya menyebutnya Curug Gentong, karena permukaan di bawah tebing mirip dengan gentong yang menampung air dari atas tebing. “Banyak juga yang menyebutnya Curug Cisawer saja, karena bentuk air yang jatuh menebar. Tapi sekarang dikenal dengan Curug Cisawer Gentong,“ ujar salah seorang warga Desa Sukajadi, Ipung.
Ipung mengatakan, kondisi air di bawah curug tak begitu deras. Menurutnya, kondisi tersebutlah yang mengundang banyak orang untuk berendam di air yang jernih karena asli dari pegunungan. “Ya, Dulu mah di bawah jatuhan air itu ada sebuah kubangan air yang menampung air dan bentuknya seperti gentong dan sering dipakai mandi anak-anak yang bermain ke sana. Airnya sangat jernih karena airnya langsung dari pegunungan dan airnya tidak deras,” kata Ipung.
Kini, kata Ipung, Curug Cisawer Gentong memang sudah banyak dikenal dan banyak dikunjungi para witawan lokal maupun luar daerah, namun ia menyayangkan sudah banyak sampah yang sedikit merusakan kenyamanan dan keindahan alam. “Saya berharap semua warga atau pengunjung bisa menjaga kebersihan curug ini,“ harapnya. (azk)