SUKABUMI – Ada-ada saja. Itu ungkapan yang pas disematkan kepada karya kreatif dari Juned (29), salah seorang perajin batu akik di Kampung Cijagung, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.
Bosan dengan batang batu akik berbahan perak, jermanium, titanium atau emas murni untuk dijadikan hiasan di jari tangan, ia menggantikannya dengan bahan akar gantung atau akar sulur. Akar gantung yang melilit batu akik tersebut bisa dipesan sesuai selera.
Juned yang merupakan Koordinator Perajin Batang Batu Akik Sulur ini mengaku baru tiga bulan menekuni penemuan baru tersebut. Pemakaian batang akar gantung inilah yang menjadi pembeda dan memiliki keunikan tersendiri.
“Ide pembuatan batang batu akik dari akar ini sejak maraknya batu akik di kalangan masyarakat luas,“ ujarnya kepada jabarpublisher.com di bengkel seninya yang berada di pintu masuk kawasan wisata Curug Sawer, Rabu (18/3/15). Sebagai perajin gelang, cincin dan klaung dari bahan akar sulur, Juned mengakui batang batu akik dari akar ini menjadi karyanya yang banyak diminati, terutama bagi para pecinta batu akik yang sudah bosan dengan batang berbahan jenis logam.
Untuk satu batang batu akik akar sulur, Juned membandrolnya dengan harga Rp30 ribu untuk semua ukuran jari. Biasanya, para pecinta batu akik ‘menyerbu’ bengkelnya setiap akhir pekan. “Batu akiknya dibawa ke bengkel atau ke rumah langsung dibuatkan sesuai ukuran jari, sehingga saat digunakan bisa sesuai dengan ukuran,“ jelasnya.
Pembuatan batang akar sulur untuk satu batu akik memakan waktu 30 menit.
Sedangkan untuk liontin hanya 20 menit dan langsung bisa dipakai. Akar ini juga cukup kuat untuk mengikat batu akik yang diberi perekat lem besi. Ia berharap pemerintah daerah melirik hasil karyanya ini untuk lebih dikenalkan kepada masyarakat luas terlebih kepada pecinta batu akik.
Sementara itu, salah satu pecinta batu akik, Fitriansyah yang langsung memesan dua batang batu akik akar sulur mengaku, kedatangannya ke bengkel seninya Juned karena sudah merasa bosan dengan batang berbahan logam.
“Ya, saya sudah bosan dengan batang jenis logam, kali ini mencoba menggunakan batang akar sulur dan ternyata unik. Hasilnya terlihat berbeda dengan cincin pada umumnya yang menggunakan bahan logam,” ujarnya.Selain unik, kata Fitriansyah, hargnya batang akar gantung ini juga terjangkau. Bahkan ia menilai memiliki nilai seni yang kreatif dan hanya ada di sukabumi khususnya di Kampung Cijagung. (azk)
terakui kreatif lebh terjangkau dr bahan titanium