Home » Cirebon » Bupati Cirebon: Triwulan Kedua Tidak Ada Lagi RTS Makan Beras Jelek

Bupati Cirebon: Triwulan Kedua Tidak Ada Lagi RTS Makan Beras Jelek

SUMBER – Dalam acara “Raskin Award 2015”, Sunjaya menyayangkan masih ada rumah tangga sasaran (RTS) yang mendapat beras di bawah standar. Dia meminta pada triwulan kedua tidak ada lagi RTS yang mengkonsumsi beras dengan kualitas yang kurang.

Bupati berikan penghargaan bagi kecamatan.

Bupati berikan penghargaan bagi kecamatan.

“Memang tidak banyak, tapi ada. Itu tentu harus segera ditindaklanjuti oleh pihak Bulog. Tadi saya sudah menyampaikan masalah ini dan mereka menerima masukan sekaligus mengakui. Namun mereka juga siap melakukan perbaikan tidak hanya dari kualitas beras namun juga kekurangan-kekurangan lain. Termasuk distribusi,” ujar Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra kepada Cirebon Publisher, Kamis (23/04).

Dia mengatakan, seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Cirebon mendapatkan raskin. Sejauh ini, di triwulan pertama, secara umum tidak masalah hanya kualitas beras mesti ditingkatkan. Berdasarkan pola yang ditetapkan Bulog, raskin yang disalurkan merupakan beras produksi dari beras tersebut. Sayangnya, meski beras berkualitas baik namun kesalahan dalam pola penampungan dapat membuat kualitas beras menurun. “Ini menjadi perhatian Bulog dan saya sangat berharap bisa diperbaiki dalam triwulan kedua ini,” tambahnya.

Lebih lanjut diungkapkan Sunjaya, raskin di Kabupaten Cirebon telah 100% tersalurkan. Begitu juga dengan masalah. Dalam kesempatan ini, Bupati memberikan penghargaan kepada kecamatan yang berhasil melakukan penyaluran dan pembayaran sesuai jadwal. “Ada dua kecamatan yang paling unggul dalam penyaluran raskin ini, yakni Kecamatan Karangwareng dan Kecamatan Karangsembung. Ini menjadi prestasi tidak hanya di tingkat kecamatan namun juga kabupaten bahwa kami sukses menjalankan program raskin ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Regional III Bulog Cirebon Miftahul Ulum mengaku ada beberapa RTS yang mendapat beras dengan kualitas rendah. Hal itu karena terlalu lamanya beras tersimpan di dalam gudang. Beras tersebut harusnya tersalur pada akhir 2014, namun karena adanya keterlambatan sehingga baru tersalur di triwulan pertama. “Harusnya beras itu tersimpan hanya tiga sampai enam bulan tapi ini memang ada yang lebih. Tapi Kami pastikan jumlahnya tidak sampai dua persen. Karena beras yang rusak itu di bagian dalam, sementara yang lainnya kualitasnya kami pastikan baik,” terangnya.

Selain keterlambatan penyaluran, kata Miftahul, beras yang rusak itu karena akibat pembelian besar-besaran yang dilakukan Bulog. Pada tahun 2014 lalu, Bulog diupayakan membeli besar untuk menstabilkan harga di pasaran. Namun jumlah tersebut melebihi kebutuhan masyarakat sehingga terjadi penumpukan.

Lebih lanjut Miftahul mengatakan, masyarakat yang mendapat raskin dengan kualitas buruk bisa menukarkannya ke gudang Bulog terdekat. Hal tersebut telah dilakukan dalam beberapa waktu terakhir agar masyarakat bisa mendapat beras dengan kualitas layak.“Ada banyak masyarakat yang menukarkan kepada kami dan itu memang dipersilahkan. Kami tukar dengan yang baik,” ujarnya.

Sementara itu, terkait stok beras Bulog bagi Kabupaten Cirebon, Miftahul memastikan masih tersedia hingga 3,5 bulan ke depan dan kebutuhan raskin pada triwulan pertama kemarin mencapai 9.952.175 kilogram. Jumlah tersebut disalurkan kepada 176.715 RTS. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*