Home » Nasional » Kematian Bocah Cantik Angeline, Menyimpan Misteri

Kematian Bocah Cantik Angeline, Menyimpan Misteri

ADA misteri di balik ditemukannya Angeline. Bocah cantik berusia delapan tahun itu ditemukan sudah tak bernyawa terkubur di belakang rumahnya, Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar, Bali. Sebelumnya, dia dikabarkan hilang dari tanggal 16 Mei 2015.

Ibu angkat Angeline, Margareth melaporkan kehilangan Angeline. Tapi, dia menutup diri. Penyidik dari kepolisian tidak diperbolehkan masuk area rumahnya. Tak hanya itu, dua menteri pun diusirnya. Margareth sengaja menyewa orang untuk menjaga rumahnya, supaya tidak ada orang bisa masuk.
Lalu, bagaimana Angeline bisa ditemukan?

Versi lain, petunjuk kematian bocah cantik itu diperoleh setelah Kepala Sekolah Angeline, yang sehari sebelumnya menggelar ritual sembahyang bersama para guru SDN 12 Sanur, di pura depan rumah Angeline.

Saat itu, mereka melihat gundukan tanah yang mencurigakan dan ditutupi kotoran ayam di halaman belakang rumah. Kejanggalan ini pun dilaporkan pada polisi. Dari laporan tersebut, Kepolisian Bali kembali memeriksa rumah Margriet. Polisi pun menyusuri semua sudut rumah, tercium bau busuk menyengat. Setelah digali setengah meter, ditemukan jasad Angeline yang hilang sejak 16 Mei lalu.

Saat polisi menemukan jasad Angeline, tibap-tiba Agus, mantan pembantu di rumah Margareth (ibu angkat Angeline), memberikan keterangan mengejutkan. Agus mengaku tahu banyak soal kematian Angeline dan kaitannya dengan Margaret yang tak lain ibu angkat bocah tersebut.

Pengakuan Agus itu disampaikan aktivis perlindungan perempuan dan anak di Bali, Siti Supura, setelah mendapat informasi dari penyidik. Agus mengakui itu setelah polisi menemukan Angeline tewas dan terkubur di belakang rumah Margaret, Rabu (10/6).

“Setelah Angeline ditemukan, dia baru memberikan pengakuan jika dialah yang menguburkan Angeline atas perintah Margareth,” kata aktivis yang biasa dipanggil Ipung itu. Pada 16 Mei 2015, tutur Ipung mengulang pengakuan Agus, Angeline tengah menggambar di kamarnya. Lalu, Margaret memanggil Angeline. Bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu pun berlari menuju kamar ibu angkatnya tersebut.

Selang 10 menit kemudian, Margaret berteriak menyebut-nyebut nama Angeline. Suaranya seperti meratapi sebuah penyesalan yang luar biasa. “Diduga kuat Angeline mati saat itu setelah disiksa dan dibunuh,” ujarnya.

Sekira pukul 19.00 WIB, Margaret memanggil Agus. Ibu dua anak itu meminta Agus menguburkan Angeline di belakang rumahnya, dekat kandang ayam. Kemudian Margaret melapor ke polisi bahwa Angeline hilang saat tengah bermain di depan rumah mereka.

Pengakuan Agus itu sesuai dengan hasil pencarian polisi. Tak lama, Polres Denpasar, menetapkan Agus sebagai tersangka tunggal atas tewasnya Angeline. Menurut Kapolres Denpasar, Kombes Pol Anak Agung Made Sudana, Agus telah mengaku kalau dirinya yang melakukan pembunuhan atas Angeline.
“Berdasarkan pemeriksaan forensik RS Sanglah, Angeline tewas karena dihantam benda tumpul. Peristiwa keji itu terjadi pada 16 Mei 2015, malam hari sekira pukul 20.00 WITA,” ujar Agung.

Agung menuturkan, Angeline dibunuh di lantai dua rumah ibu angkatnya saat kondisi rumah dalam keadaan sepi. Meski demikian, Margareth, ibu angkat Angeline tengah di dalam rumah saat kejadian. “Ibu Margareth ada di dalam rumah,” kata Sudana di Mapolresta Denpasar, Rabu 10 Juni 2015.

Menurut Kapolresta, Agus membunuh Angeline persis di depan kamar Margareth. Anehnya, saat diperiksa polisi, Margareth mengaku tak tahu kejadian pembunuhan anak angkatnya tersebut. “Dia kan tidak pernah ke luar, di dalam kamar terus,” tambah Agung. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*