SUBANG-Pekerjaan rehabilitasi Saluran Sekunder (SS) Cileuleuy yang berada di wilayah Desa Gembor dan Gunung Sari Kecamatan Pagaden Dikeluhkan oleh masyarakat setempat.
Proyek dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) ini mempergunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015 dengan nilai sekitar Rp. 1,6 Miliar dan dikerjakan oleh CV. Bagja.
Keluhan yang disampaikan oleh warga karena pekerjaan rehabilitasi yang salah satunya pengangkatan lumpur dari sungai, dilakukan seperti asal asalan.
“Lihat saja, lumpur yang diangkat disimpan begitu saja di pinggir tanggul, bagaimana kalau turun hujan, ” ujar Ocay salah seorang warga Desa Gembor Kepada Jabar Publisher , Senin (15/6).
Selain itu, menurutnya lumpur yang diangkat dari sungai dalamnya tidak lebih dari satu meter saja, sehingga sungai tetap dangkal dan masih penuh lumpur.
“Lihat saja, sekarang airnya sedang surut, jadi terlihat dasar sungainya. Seperti tidak ada pekerjaan pengangkatan lumpur, ” tambahnya.
Pernyataan Ocay dibenarkan oleh salah seorang warga Desa Gunungsari Kecamatan Pagaden, Ustad Pelor, menurutnya pekerjaan pengerukan lumpur seperti yang asal-asalan.
“Ini harus mendapat perhatian yang serius dari pihak terkait, terutama dari BBWS Citarum. Jangan sampai anggaran sebesar itu, tidak bermanfaat bagi masyarakat, ” ujarnya.
Dirinya juga berharap agar pihak perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut untuk lebih serius dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RAB yang telah ditentukan. “Harus sesuai dengan RAB. Jangan sampai dikerjakan asal-asalan, ” tambahnya.
Sementara itu, Beny salah seorang perwakilan dari CV. Bagja mengatakan jika pengerukan akan kembali di lakukan. “Nanti akan kita keruk lagi, ” ujarnya singkat. (bil)