BANDUNG – Penasehat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan membuka pameran Rhamadan Dharma Wanita persatuan Provinsi Jawa Barat dengan tema Melalui Bazzar Ramadhan 1435 H Kita Tingkatkan Cinta dan Konsumsi Produk Lokal dari tanggal 1 – 2 Juli 2015 di Parkir Barat Gedung Sate Bandung, Rabu (1/7). Netty Heryawan menuturkan Bazzar Ramadhan 1436 H ini ditujukan untuk membangkitkan kecintaan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mencintai dan menggunakan produk lokal. Karena pada saat mencintai dan menggunakan produk lokal maka akan berdampak secara langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti produk makanan, holtikultura bahkan fashion.
“Sebaliknya jika masyarakat tidak memilki kepercayaan dan kecintaan pada produk lokal maka pilihannya akan pada produk lain yang berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri,” lanjutnya.
Pada kesempatan ini, Netty Heryawan menyebutkan dua aspek masyarakat harus dapat mencintai produk lokal yaitu dengan mendorong pengrajin dan petani untuk meningkatkan terus kualitasnya yang diartikan mampu bersaing dan harus dapat membangkitkan kepercayaan masyarakat mendorong keberpihakkan pada produk lokal, sehingga mau untuk membeli dan menggunakan.
Pada Bazzar Bazzar Ramadhan 1436 H Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Barat Erti Wawan Ridwan menyampaikan peserta bazzar ini terdiri dari DWP Provinsi Jawa Barat 48 stand, DWP Kota/Kabupaten 12 stand, Umum 95 stand dan 30 stand dari PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga).
“Selain itu ada Lomba Merangkai Sayur-sayuran bagi DWP se-Provinsi Jawa Barat, Lomba Merangkai Buah-buahan yang diikuti oleh DWP Kabupaten/Kota dan Lomba Fashion Show yang diikuti oleh karyawati, pengurus dan anggota DWP Provinsi Jawa Barat,” tambah Erti Wawan Ridwan.
Netty Heryawan menyampaikan pesat semoga bulan Ramadhan ini dapat kita optimalkan dari aspek ibadah dan kebersamaan bersama keluarga. Selain itu, bazzar ini bukan saja untuk membangun ketahanan pangan tetapi membangun ketahanan keluarga yang dapat memperkuat kualitas bangsa. (red/rls)