Home » Karawang » Lurah Cantik Ini Kerap Diteror Preman Bayaran Pengusaha Galian Pasir

Lurah Cantik Ini Kerap Diteror Preman Bayaran Pengusaha Galian Pasir

SUBANG – Gara-gara melakukan penolakan dan keras menentang aktivitas galian pasir di kawasan Hutan Kota Ranggawulung yang berada di wilayahnya, perempuan cantik yang menjabat sebagai Lurah Cigadung Kecamatan Subang Kabupaten Subang, kerap mendapat teror dari sejumlah pengusaha galian pasir. Tak hanya para penerorpun sempat menggertaknya dengan menyimpan senjata api di meja kerjanya.

Yuli bersama Demiz melaklukan sidak ke lokasi galian pasir di kawasan Hutan Kota Ranggawulung

Yuli bersama Demiz melaklukan sidak ke lokasi galian pasir di kawasan Hutan Kota Ranggawulung

Tapi itulah Yuli Merdekawati. Meski teror dan tekanan datang begitu hebat, lurah cantik ini tak sedikitpun mengendorkan penolakan dan penentangan terhadap kegiatan galian pasir. Dia pun tetap teguh, kuat untuk tidak memberikan izin kepada para pengusaha atau perusahaan galian pasir yang akan membuka usaha dan aktivitasnya di wilayah yang dipimpinnya.

Penolakan akan kehadiran perusahaan galian pasir sudah dilakukannya sejak pertama kali kegiatan galian pasir itu dibuka pada 2010. bersama warga, perempuan berkulit putih mulus ini dengan tegas tidak memberikan izin. “Beberapa kali mereka (pengusaha) menekan kami agar memberi izin galian pasir. Tapi saya bersama warga tidak memberikannya. Namun kegiatan galian pasir itu tetap ada, toh dari Pemkab Subang membeirkan izin untuk mereka,” ujarnya, kepada wartawan, Jumat (3/7).

Meski demikian, Yuli terus melakukan penolakkan. Terlebih setelah ada bencana banjir di pusat kota Subang. “Rumah saya digedor-gedor oleh sekelompok orang tak dikenal dan saya melaporkan minta perlindungan ke Polres Subang,” tambah Yuli.

Tidak hanya itu, Yuli sendiri sempat berdebat dengan Ketua DPRD Subang Benny Rudiono karena menghalangi aksi warga yang akan berunjuk rasa ke Kantor Bupati Subang.

“Saat itu warga bersama saya memutuskan berunjuk rasa di kantor Bupati Subang. Namun ada Ketua DPRD Subang datang menemui kami, meminta kami untuk menunda aksi unjuk rasa dan memberikan kesempatan pada DPRD Subang untuk menindaklanjutinya. Tapi ternyata enggak ada kabar, warga tersinggung,” ucapnya.

Yuli mengaku Pemkab Subang kurang tegas mengurusi penutupan galian pasir. “Birokrasi bertemu Bupati Subang ini sangat sulit, makanya kami menyampaikan aspirasi ke DPRD Subang, tapi juga sama, belum ada sikap tegas,” katanya.

Melalui media sosial twitter, Yuli menghubungi Wagub Jabar untuk turun tangan. “Kalau Pemkab Subang bisa tegas, saya juga tidak akan minta pak Demiz turun tangan,” kata lurah yang berkulit putih rambut panjang ini.

Gayungpun bersambut, Wagub Jabar, Deddy Mizwar, menanggapinya. Dan pada Kamis (2/7), Demiz, demikian Wagub Jabar ini akrab disapa, melakukan sidak ke lokasi galian pasir kawasan Hutan Kota Ranggawulung tersebut.

Mengenakan t-shirt kuning dengan sepatu ala tentara Amerika Serikat US Navy, Yuli turun gunung bersama Demiz mengecek lokasi galian pasir tersebut. “Semoga dengan adanya sidak kemarin, Pemprov Jabar bisa mengambil langkah,” katanya. (bay)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*