GILA, seorang guru perempuan melakukan hubungan seks (bersetubuh) dengan tiga muridnya yang masih ABG. Aksi itu dilakukan berulang kali hingga sang guru bahasa Inggris cantik itu hamil. Aksi nge-seks dengan tiga muridnya tersebut dilakuan di apartemen sang guru bohay yang masih berusia 30 tahun itu.
Dilansir dari mirror.co.uk, guru cantik bernama Jennifer Fichter (30), mengakui tindakan senonohnya itu di depan majelis hakim di pengadilan wilayah Florida, Amerika Serikat. Fichter sendiri diadili karena dianggap telah melakukan pelanggaran, mengajak dan melakukan hubungan seks dengan anak di bawah umur. Diapun oleh majelis hakim di pengadilan itu dituntut hukuman 22 tahun penjara.
Diakui Fichter, dirinya telah mengajak dan melakukan hubungan intim dengan tiga murid prianya yang masih berusia 17 tahun. Aksi itu dilakukan di apartemennya. Fichterpun hamil, tapi tak tahu siapa ayah dari janin yang ada dalam kandungannya itu.
“Saya hanya bisa minta maaf. Saya melakukan itu karena khilaf,” ujarnya kepada majelis hakim di Pengadilan Florida, Sabtu (11/7).
Dalam rekaman percakapan via telepon yang diputar di pengadilan di Lakeland terbukti bahwa ia mengatakan telah membatalkan kehamilannya (aborsi) setelah berhubungan seks dengan salah satu dari tiga siswa remaja yang diajaknya bercinta.
“Yang bisa saya katakan saat ini adalah saya benar-benar meminta maaf,” kata Fichter lagi, meyakinkan majelis hakim.
Setelah meninggalkan pekerjaan sebelumnya di mana dia dituduh melakukan hal yang tidak senonoh dengan cara mengajak siswanya bercinta pada Agustus 2011 . Diapun dituduh melakukan hubungan seks dengan salah satu anak laki-laki hanya sebulan setelah memulai pekerjaan di tempat barunya.
Dia bertemu dengan anak laki-laki di bawah umur tersebut pada pesta-pesta, dan Fichter pun menggunakan apartemennya sendiri untuk membawa mereka para anak dibawah umur agar mau berhubungan seks dengannya.
Tak hanya itu sang ‘predator’ Fichter dituduh telah melakukan hubungan seks dengan 37 anak dibawah umur. Seorang ibu mengatakan kepada pengadilan : ” Ini menyakitkan. “Saya melihat diri saya kehilangan anak saya di depan mata saya dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menghubunginya .” (bay**)