PURWAKARTA – Lebaran kedua, esek-esek Cilodong, Bungursari, Purwakarta tetap marak. Sejumlah warung remang-remang dengan pelayan plus-plus perempuan molek, tetap beroperasi seperti malam-malam biasa.
Para pemilik warung mengaku, mereka membuka usaha esek-esek di hari raya Idul Fitri lantaran tntutan pasar. Menurut mereka, dibukanya usaha esek-esek di hari lebaran justru meningkatkan omzetnya.
“Hari lebaran gini justru tamunya rame. Mereka yang datang juga membawa uang banyak, beda dengan malam biasa. Lagian gak ada raziaan kok, aman,” ujar seorang pemilik warung yang namanya enggan dipublikasikan, saat ditemui Jabar Publisher, Sabtu (18/7) malam.
Dikatakan dia, bisnis birahi di kawasan tersebut tidak pernah mati. Dalam artian, meski di bulan suci Ramadhan sekalipun, bisnis tetap jalan dan beroperasi seperti biasa.
Parahnya, menurut pengakuan dia, pengawasan yang dilakukan Pemkab Purwakarta sangat minim.
“Kan udah jadi rahasia umum petugas mah bisa diceuceupan (suap) pakai duit,” ucapnya.
Dari pantauan Jabar Publisher, aktivitas esek-esek di Cilodong (hari kedua lebaran Idul Fitri) dimulai pukul 20.00 WIB. Warem plus perempuan molek yang buka tampak mulai dari samping SPBU Bungursari sampai Gang Ojek (sebelum kawasan BIC dari arah Purwakarta).
Tarif para perempuan penjaja seks di lokasi tersebut bervariatif, mulai dari Rp150 ribu sampai Rp300 ribu. Para PSK itu melayani tamunya di kamar-kamar kost milik warga setempat yang tak jauh dari tempat mangkalnya. Ada juga rumah petakan di belakang warung yanv dibuat khusus untuk praktek haram tersebut.
Tak hanya perempuan penjaja seks, di lokasi juga dijual secara bebas minuman keras (miras) dan minuman beralkohol (minol).
“Gak usah takut, disini aman kok. Kan kita sudah ada uang koordinasi keamanan,” ujar Bunga (nama samaran), PSK berusia 19 tahun di lokasi tersebut. (crd/bay)