KEBERUNTUNGAN alias hoki, rupanya tengah menyambangi Djarot tahun 2015 ini. Pria yang berasal dari sebuah kampung terpencil di Kota Udang itu, kini sudah beberapa kali nongol di tivi, tepatnya dalam acara komedi The East – Net TV. Sebuah impian yang diidamkan banyak orang tersebut, justru didapatkan Djarot begitu saja, tanpa audisi, apalagi cara kongkalikong. Yuk kita simak kisahnya!

Seorang teman mempublish foto Djarot saat berakting di tv. Foto itu pun menuai komentar positif dari teman-temannya.
Berbekal ketulusan, Barista (peracik kopi) di Thrity Three Cafe, Jakarta ini kenal dengan Erik seorang security di Net. TV. Dari situlah ajakan menjadi pemain figuran muncul tanpa Ia duga sebelumnya. “Awalnya ikut bantu-bantu aja, karena kantor redaksi Net. TV kebetulan dekat dengan tempat kos saya. Ya kadang bantu buatin kopi, ngatur parkiran, bantuin apa aja yang saya bisa pas ada syuting,” katanya kepada Jabar Publisher, Minggu (19/7).
Setelah kenal lebih dekat, Ia kemudian ditawari menjadi figuran ‘anak bawang’, yang kerjanya hanya duduk-duduk atau tepuk tangan. Barulah pada syuting-syuting The East beriktunya, Ia diajak main menjadi figuran dan mulai dapat dialog/naskah. “Perasaan saya ya gugup campur seneng. Karena ini baru pertama kali saya ikutan syuting, gak nyangka juga bisa masuk tivi bareng mas Fajar, mas Andhika dan Mbak Gista Putri,” ujar pria kelahiran 6 April 1982 ini.
Kala itu, Djarot mendapat adegan menjadi seorang kepala security yang berhasil menangkap penjambret bersama anggotanya. Kemunculan Djarot dalam adegan tersebut seolah menjadi pamungkas dari alur cerita adanya jambret yang meresahkan di sebuah komplek. “Karena gugup saya sampai cut tiga kali. Barulah disitu saya sadar, ternyata akting itu sulit,” jelasnya. Kendati mendapat peluang gabung di dunia aktris, namun tak menjadikan Djarot bersikap aji mumpung untuk numpang tenar.
Tujuan Djarot ikut gabung menjadi figuran hanya untuk menambah pengalaman saja karena Ia pun harus mencari nafkah sebagai pelayan cafe. “Nggak ada niatan buat terjun jadi aktris, lagian gak pantes juga. Ikutan gabung hanya untuk nambah pengalaman dan ngisi waktu luang aja,” ujar pria yang hobi membetot bass ini. Bagi Djarot, pengalaman mengenal sekelumit dunia keaktrisan dari Mas Erik, sudah cukup membuatnya senang dan bersyukur. Ia pun mengaku lebih nyaman menjadi sosok pria sederhana yang tak perlu terkenal.
Pesan yang kita ambil dari pengalaman Djarot adalah, kita tidak boleh memandang remeh sebuah profesi. Termasuk profesi menjadi figuran pun ternyata membutuhkan keseriusan, selain faktor hoki tentunya. Meski aktris figuran kerap dipandang sebelah mata karena sekadar ‘numpang lewat’ dalam adegan film atau sinetron, namun faktanya banyak aktris/pemeran utama yang ternyata meniti karier awal dari situ. Sebagian aktris bahkan beranggapan kalau ingin kariernya terus eksis harus memulainya dari bawah, misalnya dengan menjadi pemain figuran. (jay)
kalo diseriusin k jarot bs loh jd artis.jgn menyerah ka