Home » Cirebon » Awas, HIV/AIDS Kian Hebat di Kota Cirebon! Lebih Dari 605 Orang Terjangkit
PROSTITUSI RUMAHAN KOTA BANDUNG. Petugas Kepolisian dari Polrestabes Bandung mengamankan 30 orang Pekerja Seks Komersial (PSK) dari salah satu rumah prostitusi di kawasan Dewi Sartika, Kota Bandung, Minggu (19 April 2015). Pembongkaran prostitusi rumahan tersebut berawal dari laporan warga yang menyebutkan adanya praktik pelacuran di sebuah rumah yang disamarkan menjadi indekost. hasil pengembangan polisi mengamankan 30 orang PSK satu diantaranya masih dibawah umur, satu orang bos berinisial Eu alias Nenek (57), dan dua orang mucikari berinisial PO (38) dan TM (49), dan tiga germo DM (35), He (38), dan BD (33). KORAN SINDO/ADAM ERLANGGA

Awas, HIV/AIDS Kian Hebat di Kota Cirebon! Lebih Dari 605 Orang Terjangkit

CIREBON – Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Cirebon dari tahun ke tehun terus meningkat. Bahkan, penyebarannya terjadi dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Dan berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS Kota Cirebon, dari jumlah secara keseluruhan, penyandang HIV/AIDS di Kota Cirebon, didominasi oleh PSK, pembeli jasa seks dan penganut pergaulan bebas.

Data dari KPA Kota Cirebon menyebutkan, hingga akhir tahun 2014, jumlah penyandang HIV/AIDS di Kota Cirebon mencapai 605 orang. Dari jumlah itu, 106 berjenis kelamin perempuan, 209 orang pria dan sisanya 291 orang merupakan pendatang atau dari luar kota.

“Angka itu masih terus bertambah. Itu baru jumlah yang diakumulasikan hingga akhir tahun 2014,” ujar Sekretaris KPA Kota Cirebon, Sri Maryati, saat ditemui Jabar Publisher, beberapa waktu lalu di kantornya.

Dari jumlah itu, terang Sri, penyandang positif AIDS hingga akhir tahun 2014 berjumlah 58, sementara penyandang HIV plus (+) berjumlah 256, dan sisanya 291 meripakan penyandang campuran VIV/AIDS dari luar kota.

“Jumlah penyandang HIV/AIDS di Kota Cirebon tersebar hampir merata di sejumlah wilayah kota tersebut. Usia penyandang HIV/AIDS juga bervariatif dari mulai usia 5-54 tahun,” jelasnya.

Jumlah penyandang itu, lanjut Sri, sudah dikurangi dengan jumlah penyandang yang meninggal dunia, sebanyak 54 orang. “Upaya yang kita lakukan adalah selain penyuluhan dan sosialisasi, juga pendampingan pada kelompok yang digolongkan rawan HIV/AIDS itu. Kita juga kerap memberikan obat-obatan dan perawatan kepada penyandang,” ucapnya. (bay)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*