Home » Cirebon » 4 Sekolah Ngeluh Pasar Burung, Bupati Cirebon Cuek

4 Sekolah Ngeluh Pasar Burung, Bupati Cirebon Cuek

CIREBON – Selayaknya bangunan sekolah itu steril dari aktivitas pasar maupun lainnya. Tetapi itu tidak berlaku bagi sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN Cirebon 1 yang sejak dahulu selalu bersentuhan langsung dengan aktivitas pasar burung.

Padahal bangunan sekolah terlebih dahulu berdiri di bandingkan dengan pasar burung tersebut. Bangunan sekolah berdiri tahun 1979 pasar ayam tahun 2000an. Dari tahun ke tahun pasar ayam yang dahulu hanya berada di belakang sekarang sudah merambah hingga depan Jalan Fatahillah. Bukan hanya MAN Cirebon 1 yang merasa dirugikan tetapi 3 sekolah lagi yang merasa dirugikan oleh aktivitas pasar, yakni SMP Al-Musyawirin, SMK Al-Musyawirin, dan MTs Negeri 2.

Salah satu guru MAN Cirebon 1, Abdul Rozak mengatakan, sudah sejak lama pihaknya melaporkan hal ini kepada Bupati Cirebon semasa Dedi Supardi dan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Tasiya Soemadi. “Sekitar tahun 2012 kami sudah melaporkan keluhan kami aktivitas pasar ini, mulai dari dampak bau kotoran hingga bangkai bahkan kemacetannya,” katanya kepada reporter Jabar Publisher, Senin (28/9).

Sedangkan, lanjut Rozak, pada tahun 2105 ini pihaknya sudah melayangkan surat sebanyak dua kali kepada Bupati Cirebon serta instansi-instansi terkait lainnya. “Tahun 2015 ini sudah dua kali melayangkan surat, pertama 26 januari 2015 surat itu ditujukan kepada Bupati sama kepala Kantor Kemenag dan kedua pada tanggal 28 maret 2015 ke Bupati, Kemenag, Satpol PP, DCKTR, Distanbunnakhut, Dishub, Muspika dan Desa Weru Kidul,” terangnya

Isi surat teresebut, kata dia, pihaknya hanya ingin mencari solusi bersama demi kenyamanan dan kenyamanan siswa selama belajar dengan keadaan yang kini sangat memprihatinkan. Hal itu juga dikeluhkan oleh Siswa kelas XII yang sekaligus selaku Ketua Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) Joharudin mengungkapkan, dirinya merasa sangat terganggu disaat aktivitas belajar sedang berlangsung, ada saja bau busuk masuk ke ruang kelas.

“Kalau pas sehabis hujan bau busuk itu menyengat sekali, dan masuk keruang kelas sehingga kami merasa terganggu dan tidak berkonsentrasi belajar. Bukan hanya bau loh, transportasi jalan juga terganggu akibat padatnya pedagang pasar ayam ini,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Kantor Agama Kabupaten Cirebon, Abudin mengatakan, permasalahan itu memang sudah lama tahu, ia pun telah berkonsultasi kepada Bupati Cirebon tetapi belum ada tindakan. “Mungkin Bupati melihat karena yang akan di gusur adalah pasar ayam, dan pasar adalah urusannya pasti perut, berharap mudah-mudahan segera mendapatkan solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak tersebut.” Pungkasnya. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*