Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung
JAKARTA – Meski terkesan alot, misteri pembunuhan bocah dalam kardus di Kalideres, Jakbar, akhirnya terkuak. Polda Metro Jaya sudah mengarahkan bidikannya pada seseorang yang saat ini masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi.
“Ada informasi yang signifikan terkait pembunuhan bocah dalam kardus,” ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (8/10).
Berdasarkan bocoran yang beredar di Mapolda Metro Jaya, informasi akan disampaikan pada pukul 24.00 WIB nanti berkaitan dengan penetapan tersangka pembunuhan bocah tersebut. “Nanti saja,” tambah Krishna.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah mendapatkan hasil tes DNA yang cocok dengan DNA salah satu saksi yang saat ini masih menjalani pemeriksaan. Sampel DNA tersebut diperoleh polisi dari barang bukti berupa kaos kaki milik korban.
“Hasil tes DNA itu belum mengarahkan kepada peristiwa pidana pencabulan dan pembunuhan terhadap bocah malang itu. Tetapi, ditemukannya DNA orang tersebut pada kaos kaki korban menunjukkan bahwa orang tersebut bersentuhan dengan korban,” kata Krishna.
Sementara itu, dari hasil visum yang menunjukkan adanya kekerasan seksual pada bagian kemaluan dan anus korban, bahwa pelaku adalah seorang paedofil. Krishna menyebut beberapa ciri paedofil seperti tinggal menyendiri, sering bergaul dengan anak-anak, pernah menjadi korban dan pernah menjadi pelaku kriminal.
Ciri-ciri ini, terdapat pada satu saksi berinisial A-yang masih diperiksa terkait hasil urinenya yang positif narkoba. A diketahui merupakan seorang residivis kasus narkoba, dan tinggal seorang diri bedengnya di sekitar rumah korban.
A diketahui pada hari terbunuhnya korban, Jumat (2/10) lalu, sejak pagi tidak ada di rumahnya dan menutup warungnya. Ia baru kembali ke rumahnya pada petang hari dan tetangga sempat melihatnya membakar ‘sampah’ di bedengnya. Lalu, apakah A inikah yang menjadi saksi yang berpotensi tersangka? Polisi masih belum bisa memastikannya hingga alat bukti pendukung terpenuhi. (dtc/bay)
