JAKARTA – Ini dia, Agus Dermawan (39), si “bocah tua nakal” yang merupakan ketua Geng Boel Tacos, pembunuh PNF (9) yang mayatnya dimasukan dalam kardus di Kalideres, Jakarta Barat. Dikatakan “Bocah Tua Nakal” lantaran Agus yang berusia dewasa gemar bergaul dengan anak-anak dan remaja tanggung. Geng Boel Tacos yang didirikan Agus sendiri, anggota merupakan para remaja tanggung.
Agus sendiri sebenarnya mempunyai anak isteri. Rumah keluarganya tak jauh dari bedeng tempat Agus tinggal dan merupakan markas Geng Boel Tacos. Tapi itulah Agus, dia lebih memilih tinggal sendirian bersama anggota gengnya di bedeng, yang berlokasi di RT 04/07 Kelurahan Rawalele, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Agus terungkap melakukan pembunuhan yang disertai dengan pencabulan terhadap PNF setelah polisi mengorek keterangan dari salah seorang saksi yang merupakan anggota Geng Boel Tacos, bernama Tri. Saksi tersebut mengaku juga pernah menjadi korban pencabulan Agus.
“Alhamdulillah, pada hari Kamis (8/10) malam salah satu saksi T, bercerita pada bulan Juni 2015, pernah masuk ke rumah Agus, kemudian dikunci, diciumi, dicabuli, dipeluk diraba. Kami meminta saudara T dengan orang tuanya membuat laporan. Kemudian hari Jumat saudara Agus kami tetapkan sebagai tersangka pencabulan,” ujar Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti dalam konferensi pers di Main Hall Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (10/10).
Krisna mengatakan, kesaksian T atas perbuatan cabul Agus sangat membantu. Pihaknya juga harus berpacu dengan masa penahanan Agus atas penggunaan narkotika. Sementara itu, dalam pengungkapan kasus pembunuhan PNF, bocah dalam kardus, polisi mendapatkan kesulitan, yakni minimnya saksi dan keterangan anak-anak yang masih bisa berubah-ubah.
“Minimnya saksi karena keluarga korban baru bisa diperiksa tiga hari setelah masa berkabung. Kemudian keterangan dari anak-anak bisa jadi benar tapi waktu mungkin salah. TKP pembuangan (kardus berisi jasad korban) jauh dari rumah korban. Kemudian masalah pencabulan seperti keterangan T mereka tidak akan bicara selain orang yang dipercaya sampai salah satu dari mereka mau bicara kemudian berkembang 13 anak-anak mau bicara kepada kami,” jelas Krishna.
Lalu, bagaimana cara Agus melakukan aksi kejinya itu? Agus sendiri mengaku, dirinya sempat melakukan pencabulan sebelum menghabisi nyawa korbannya, PNF. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, Agus kemudian menjerat leher PNF dengan kabel, kemudian membenturkan kepala PNF berulang kali hingga meregang nyawa. Usai menghabisi nyawa PNF, Agus kemudian membungkus mayat PNF dengan kardus dan dibuangnya di tempat pembuangan sampah. (bay)