BEKASI – Setiap anak mempunyai hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan hak berpartisipasi dalam hal-hal yang menyangkut diri dan masa depannya. Dengan demikian, anak-anak yatim piatu mempunyai hak untuk mendapatkan pemeliharaan pendidikan serta perlindungan bagi kelangsungan hidupnya.
Negara melalui amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 memastikan bahwa “Fakir Miskin dan anak-anak terlantar dipelihara Negara”.
Anak yatim belum spesifik diatur dalam konstitusi. Memperjuangkan anak yatim masuk dalam UU adalah hal mendesak. Memaksa negara untuk memajukan taraf hidup anak yatim. Negara hanya mengatur mengenai anak balita terlantar, anak jalanan, serta anak terlantar.
LG Inotek untuk yang keempat kalinya di tahun 2015 melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di Pondok Pesantren Daarul Hijrah dan Markaz Anak Yatim Indonesia yang berlokasi di Perum Graha Bhakti Kodam Jaya RT 04/05, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.
Pimpinan Ponpes Daarul Hijrah & Markaz Yatim Indonesia, Ustadz Syarifudin Jatmika mengatakan, Ponpes Daarul Hijrah di awal tahun baru Islam yang jatuh pada tanggal 1 Muharram 1437 Hijriah, atau lebih tepatnya, Rabu (14/10), banyak melakukan perubahan yang lebih baik.
Dikatakan Syarifudin, pesantren Daarul Hijrah ini berbasis Al Qur’an dan Entrepreneurship. Jadi, anak-anak juga dilatih untuk bisa menghafal Al Qur’an. Mereka juga bisa menjadi orang-orang yang memiliki peluang menjadi pengusaha di masa yang akan datang.
“Ponpes ini didedikasikan untuk anak yatim dan Dhuafa. Kami berharap, kaum muslimin yang ada di Bekasi khususnya, bisa mengambil peluang ini untuk pengembangan anak-anak yatim dan dhuafa di daerah kita,” ujar Syarifudin.
Masalah ponpes yang dihadapi, lanjut Syarifudin, adalah mengenai keuangan. “Dan yang kami hadapi tidak lepas dari persoalan financial atau masalah-masalah yang terkait dengan si anak itu sendiri, karena mereka berlatar belakang di kalangan orang-orang yang tidak mampu,” katanya usai pemberian sumbangan dari LG Inotek.
Sementara itu, perwakilan dari LG Inotek, Amin mengungkapkan, kegiatan ini bukan hanya semata-mata untuk CSR saja, namun hikmah dari kegiatan ini adalah harus benar-benar didasari sifat sosial yang tinggi dan tidak perlu memilah-milah. Apalagi, hanya dilakukan sekitar lingkungan pabrik saja.
“Di tahun 2015, kami melakukan kegiatan CSR sebanyak 4 kali, diantaranya kegiatan CSR di panti jompo yang berlokasi di Kemensos Bulak Kapal, Kota Bekasi. Kemudian di sekolah-sekolah, penyerahan hewan kurban, dan yang keempat adalah sumbangan berupa 50 kasur ke Ponpes Daarul Hijrah dan Markaz Yatim Indonesia,” ujar Amin.
“Rencana kami juga akan melaksanakan kegiatan pengobatan gratis pada bulan November dan pendirian LG library di bulan Desember 2015. Apabila secara finance bagus, mungkin pelaksanaan CSR akan baik,” tambahnya.
Hal ini dilakukan agar saat melakukan CSR atau suatu program harus lebih tepat sasaran. “Dan rencana kami bukan hanya di situ. Kami juga akan melakukan kegiatan personal social responsibility (PSR) yang dipungut dari gaji setiap karyawan LG Inotek sebesar Rp1000,- perbulannya, dan harus diberikan kepada yang lebih berhak,” pungkasnya.
Perlu diketahui, Ponpes Daarul Hijrah dan Markaz Anak Yatim Indonesia, sama sekali belum tersentuh oleh pemerintah daerah. Sehingga, belum adanya kepedulian pemerintah kepada anak-anak yatim di Bekasi, khususnya Daarul Hijrah.
Padahal, dalam dunia nyata tidak semua manusia dilahirkan dalam kondisi beruntung. Di tengah masyarakat saat ini, pun tidak sedikit kaum yang kurang mampu yang tidak berdaya dalam menghadapi masalah kehidupan. Kesempatan kaum kurang mampu untuk berusaha sangat terbatas. Sehingga, akses terhadap kehidupan dan pendidikan yang layak pun, sulit diperoleh. (fjr)