BANDUNG – “Perhatian untuk para bobotoh yg akan menghadiri parade Persib Juara. Mohon dibaca, disebarkan dan dilaksanakan. Da balalageur. Hatur nuhun” itulah seruan dari Walikota Ridwan Kamil kepada para bobotoh sebelum pawai/konvoi Persib Juara digelar, Minggu (25/10) melalui akun facebooknya.
Namun seruan tersebut tak diindahkan oleh para pecinta Persib tersebut. Dari pantauan di sejumlah lokasi, ribuan bobotoh yang turun ke jalan terpantau melanggar seruan-seruan bijak itu. Seruan pertama “Tidak boleh melanggar aturan lalu lintas”. Nyatanya para bobotoh banyak menerobos lampu lalu lintas, tidak memakai helm, dan membahayakan pengguna jalan lainnya. Seperti dengan berdiri di atas motor, mengendarai sepeda motor sambil membawa atribut, berfoto ria, dan banyak lagi.
“Tidak boleh merusak fasilitas kota”. Yang terjadi, justru tak sedikit para oknum bobotoh yang mengendarai sepeda motor hingga menaiki trotoar dan taman kota. Bahkan ada pula kendaraan pengangkut sampah milik Pemkot Bandung yang dicorat-coret dengan cat/pilox bertuliskan Persib Bandung beserta yel-yelnya.
“Tidak boleh sweeping mobil apapun”. Fakta yang terjadi justru ada saja curhatan/aduan dari pengemudi luar kota, khususnya plat B (Jakarta) yang menjadi bulan-bulanan oknum bobotoh. Sementara di sejumlah ruas jalan protokol lainnya mobil plat B secara mendadak ‘menghilang’ dari Kota Bandung, padahal hari ini adalah akhir pekan.
Tidak boleh buligir (telanjang dada) dan gerung-gerung knalpot. Hal ini justru sebuah fenomena yang paling sering nampak selama konvoi berlangsung, hampir di semua ruas jalan. Gerung-gerungan knalpot hingga memekikkan telinga dan mengeluarkan banyak asap, rupanya sudah menjadi ritual wajib para bobotoh saat bertemu dengan rombongan bobotoh lainnya di tengah jalan. Tanpa malu mereka pun membuka kaos mereka. Bahkan ada tingkah para bobotoh yang sampai tiduran di tengah jalan. Apakah anda termasuk bobotoh yang ada dalam 5 prilaku larangan di atas? (jay)