CIREBON – Tak lama lagi Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka akan diresmikan dan sudah bisa beroperasi. Rencananya, bandara tersebut akan diresmikan pada 2017 mendatang. Kepastian itu disampaikan Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, Jumat (30/10) malam di sela-sela pembukaan Festival West Java di Keraton Kesepuhan, Cirebon.
“Untuk itu masyarakat di Wilayah III Cirebon diminta mempersiapkan diri dalam menyongsong pengoperasian bandara internasional tersebut. Masyarakat Wilayah III, khususnya Majalengka diharapkan mampu menjadi tuan rumah dan bisa memanfaatkan keberadaan bandara sebaik mungkin untuk kesejahteraannya,” ujar Demiz, sapaan akrab Deddy Mizwar.
Dari keberadaan bandara internasional, kata dia, banyak manfaat yang bisa diambil oleh masyarakat setempat dan sekitarnya. Salah satunya, terbuka luas peluang untuk menciptakan usaha. “Bisa usaha apa saja, tentu saja dalam artian yang halal dan postif. Dari peluang usaha itu, juga terbuka peluang lapangan pekerjaan,” lanjutnya.
Pemprov Jabar memang menggenjot pembangunan Bandara Internasional Jabar. Proyek senilai Rp 24,5 triliun yang dibangun di atas lahan seluas 1.000 hektar ini, pembangunannya dipercepat. “Percepatan pembangunan bandara itu sengaja dilakukan lantaran faktor kebutuhan. Kami (Jabar) butuh bandara internasional tersendir,” tuturnya.
Selama ini, tambah dia, masyarakat Majalengka dan Wilayah III Cirebon, serta Ciamis harus menempuh perjalanan 12 jam untuk mencapai Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karenanya, keberadaan Badara Internasional Kertajati menjadi sangat penting bagi roda ekonomi Jawa Barat. Bandara tersebut jelas Demiz, juga dapat difungsikan sebagai jalur distribusi hasil manufaktur.
“Bandara ini diharapkan bisa membantu penyaluran hasil manufaktur dari Jabar karena 53 persen hasil industri Indonesia berasal dari provinsi ini,” katanya.
Sekedar mengulas, sebelum membangun terminal, PT Angkasa Pura II sudah terlebih dahulu membuat landasan pacu sepanjang 2.750 meter dari total panjang dibutuhkan mencapai 4.000 meter. Hingga akhir tahun 2015, pembangunan landasan pacu ditargetkan bisa mencapai 3.000 meter atau 75 persen dari total panjang dibutuhkan.
Untuk menutup kebutuhan investasi Bandara Kertajati sebesar Rp 24,5 triliun, PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan PT angkasa Pura II (Persero) akan menjadi penanggung jawab pendanaan dengan porsi masing-masing 49 persen dan 51 persen. apabila joint venture kedua korporasi tersebut telah terbentuk, maka Pemda Jawa Barat akan segera menyerahkan lahan dan melakukan penyertaan modal ke BIJB sebesar Rp 300 miliar.
Selain itu, rencananya Pemda Jawa Barat juga akan menerbitkan obligasi untuk membantu pendanaan bandara Kertajati. Diharapkan dana sebesar Rp 4 triliun dapat dihimpun dari penerbitan surat utang tersebut. (bay)