PURWAKARTA – Saat insiden bentrok antara Front Pembela Islam (FPI) dengan massa yang mengatasnamakan Forum Bersama Aliansi Masyarakat Sunda (FBAMS) Purwakarta, Bupati setempat, Dedi Mulyadi seolah menghilang. Sejumlah warga menilai, sikap yang dilakukan Dedi Mulyadi seolah memperlihatkannya sebagai bentuk ketidak-tanggungjawaban seorang pemimpin.
“Harusnya sebagai bupati dia bisa bersikap seperti seorang bapak yang melindungi rumah dan isinya, termasuk anak-anaknya,” ujar seorang warga yang namanya enggan dipublish, kepada Jabar Publisher, Senin (21/12/2015).
Entah dimana Dedi Mulyadi saat itu berada. Ada yang bilang, orang nomor satu di Pemkab Purwakarta itu sengaja menghindar dan pergi ke Garut. Ada juga kabar yang menyatakan kalau dia tengah ke luar kota, “blusukan” menuju Jabar-1.
“Gak tau, bapak keluar kota,” ujar staf Humas Pemkab Purwakarta, yang namanya tidak mau dipublish, dengan wajah tak ramah, saat Jabar Publisher, Senin (21/12/2015) mencari tahu keberadaan Dedi Mulyadi saat peristiwa bentrok FPI vs FBAMS.
Sekedar mengulas, bentrok antara massa Front Pembela Islam (FPI) dengan massa Forum Bersama Aliansi Masyarakat Sunda (FBAMS), pecah di Jalan Veteran, Gerya Asri, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (19/12/2015) petang. Kedua kelompok saling serang dan lempar batu. Akibatnya, satu orang anggota FPI terluka. Suasana di lokasipun mencekam.
BACA: FPI – FBAMS Bentrok di Purwakarta
Bentrokan pecah ketika kedua kedua kelompok massa itu saling berpapasan saat keduanya tengah melakukan konvoi di jalanan. Selain mengakibatkan satu orang terluka, dua sepeda motor mengalami kerusakan parah. (bay)