CIANJUR – Demonstrasi ribuan orang memprotes dugaan kecurangan dan keterlibatan aparat birokrasi dalam Pilkada Cianjur, diwarnai bentrok dengan polisi. Puluhan orang pendemo termasuk tiga perempuan dilarikan ke rumah sakit karena babak belur dan patah tulang, Senin (4/1/2016).
Bentrokan berawal saat sekitar dua ribu orang yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) melakukan demonstrasi di halaman kantor Bupati Cianjur, Senin (4/1). Massa memprotes dugaan kecurangan dan keterlibatan aparat birokrasi dalam Pilkada Cianjur, 9 Desember 2015 lalu.
Namun, demo tersebut berlangsung ricuh. Akibatnya, puluhan orang termasuk tiga perempuan dilarikan ke rumah sakit. Mereka babak belur bahkan beberapa di antaranya patah tulang.
“Bukan hanya pengunjuk rasa, bahkan ada wartawan yang meliput hingga intel kodim juga dihajar. Pengunjuk rasa perempuan juga tanpa ampun dipukuli. Polisi sudah kelewat batas. Kami akan adukan peristiwa ini ke Komnas HAM,” ujar Presidium Geram Bugi Gustara dalam keterangan tertulisnya.
Tak hanya itu, kata Bugi, polisi juga menghancurkan truk dan motor yang mengangkut para pendemo yang terparkir tak jauh dari halaman perkantoran Pemkab Cianjur. Menurut Bugi, tindakan represif polisi ini benar-benar membuat para pengunjuk rasa terkejut. Sebab, dari berbagai rangkaian aksi yang digelar warga Cianjur yang tergabung dalam Geram, polisi selalu bertindak bijak dalam mengamankan unjuk rasa. (mdc/bay)