SEBUAH pesawat tempur RI terjun bebas di pemukiman warga Jalan LA Sucipto RT 3 RW 5, Bilmbing, Kota Malang Rabu (10/2) sekitar pukul 10.15 WIB. Pesawat tempur yang kemudian diketahui bernama Super Tucano buatan Brasil jatuh menimpa salah satu rumah warga. Akibatnya, 5 orangen menjadi korban, dua orang merupakan penghuni rumah yang tertimpa jatuhan pesawat.

Saat evakuasi korban
Informasi yang dihimpun, Pesawat Super Tucano buatan Brasil yang dipiloti Mayor Penerbang Ivy dan Co-pilot Saiful menghantam permukiman penduduk. Masih belum jelas penyebab jatuhnya pesawat tempur itu. Namun tiga kru pesawat yang tewas di lokasi, adalah pilot, copilot, dan juru mesin. Sementara warga sipil yang menjadi korban adalah Erna Wahyuningtyas (isteri pemilik rumah yang tertimpa jatuhan pesawat, Pujianto) dan Nurcholis (30), pemuda asal Binangun, Kabupaten Blitar, yang merupakan penghuni kost rumah tersebut.
Erna ditemukan tewas mengenaskan di bagian belakang rumahnya atau tepatnya di ruangan mencuci dan memasak. Selain Erna, Nurcholis (30), pemuda asal Binangun, Kabupaten Blitar, turut menjadi korban jatuhnya Super Tucano di lokasi. Saat itu Nurcholis tengah berada di kamar tempat dirinya indekos.
Pujianto sendiri saat kejadian tengah berada di luar rumah. Sementara Oky sedang menimba ilmu di kampusnya. “Pak Mujianto tidak rumah, beliau sedang di luar saat kejadian. Anaknya kuliah hanya Ibu Erna saja,” ucap Maswiji (35), tetangga korban.
Berdasarkan beberapa sumber, kronologi jatuhnya pesawat itu bermula saat pesawat terbang sekitar satu jam di wilayah udara Malang Raya (Ini adalah uji terbang atau test flight setelah pemeliharaan pesawat tersebut yang telah menempuh 300 jam terbang). Kemudian, pesawat berputar-putar di angkasa dengan bunyi mesin meraung-raung.
Sekitar jam 10.40 WIB, pesawat menukik ke bumi dan jatuh ke permukiman padat penduduk. Pesawat menimpa satu rumah warga bernama Pujianto. Seorang penghuni perempuannya, Erna Wahyuningtyas, menjadi korban.

Pesawat tempur Super Tucano
Erna dibawa ke ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. Pilot Mayor Penerbang Ivy Safatillah dan kopilot Syaiful berupaya dievakuasi dari reruntuhan bangunan dan dikabarkan dalam kondisi kritis. Polisi dan tentara melakukan evakuasi di lokasi jatuhnya pesawat. Kawasan Blimbing dan sekitarnya macet total. Sejumlah ambulans dan mobil pemadam kebakaran hilir mudik menuju tempat kejadian.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan, pesawat tempur TNI-AU jenis Super Tucano tersebut dibuat pada 2003 silam. Namun Indonesia membelinya di tahun 2012. “Total 12 (pesawat),” ucapnya.
Ryamizard masih mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat. Menurutnya faktor-faktornya bisa dilihat dari kelalaian pengendara, cuaca, mesin, dan sebagainya. ?Dia juga menegaskan jika ditemukan permasalahan utama murni pada pesawat, maka tidak akan membeli pesawat jenis itu lagi.
“Terbaru jelas memperketat pengadaan. Yang kedua memperketat pemeliharaan. Pemeliharaan itu adalah sangat penting. Baru tapi pemeliharaan tidak bagus, fatal ya. Kemudian pesawat lama kalau pemeliharaan bagus, itu akan tidak fatal. Karena kita lihat saja Singapura di negara kaya yang bisa membeli segala macam pesawat, dia lebih lama dari kita (pengadaan) tapi pemeliharaan lebih bagus,” bebernya.
Dia juga justru menyalahkan korban jiwa dari warga sendiri ada karena warga yang memaksa tinggal di kawasan pangkalan udara. Menurutnya harus ada koordinasi dengan instansi setempat terkait pembangunan lahan sipil di wilayah militer.
“Jelas dengan ada segala macam ini, kita akan kerjasama dengan siapa saja yang terkait dengan keamanan daerah,” pungkasnya. (lut/bay)