CIREBON – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Cirebon Timur, Senin (23/5) dini hari, menyisakan dampak serius yakni banjir. Tak kurang dari 1.000 rumah dari 3 desa di Kec Gebang terendam air. Alhasil, daratan dan permukiman warga berubah nyaris seperti lautan akibat diguyur hujan selama 4 jam. Banjir juga hampir melumpuhkan seluruh aktifitas masyarakat di sana.
Pantauan JP di Desa Gebang Udik, terlihat anak-anak sekolah dasar memanfaatkan genangan air untuk bermain dan bercanda bersama teman-temannya. Mereka seolah tak peduli dengan air berwarna hitam yang merupakan kombinasi dari air hujan bercampur air got, lumpur serta air selokan.
Kuat dugaan banjir yang frekuensinya lebih tinggi dari biasanya ini terjadi karena tanggul sungai Ciberes jebol dan tak kunjung diperbaiki oleh pihak terkait. “Ada tanggul sungai jebol kang. Biasanya cuma genangan air biasa, ini sampai 1 meter lebih,” ujar Rojito warga Desa Gebang Ilir.
Sedangkan Ali Topa menambahkan, meluapnya air juga diperparah dengan kondisi air laut pasang. “Kalau pun tidak hujan, air pasti naik karena sedang bulan purnama. Lha ini ditambah hujannya gede banget. Resikonya kita yang tinggal dekat-dekat pantai otomatis tergenang sampai ke dalam rumah,” ulasnya dengan logat bahasa jawa yang khas.
Pemandangan bak lautan di wilayah Cirebon Timur ini juga dapat dijumpai di Kecamatan Waled. Bahkan menurut informasi yang diterima redaksi, sejumlah sekolah terpaksa diliburkan. Seperti SDN 1 Gunungsari. Sejumlah siswa tampak lebih sibuk membersihkan lumpur akibat banjir.
Selain di SDN 1 Gunungsari, SMP Gunungsari juga meliburkan siswanya. Karena kondisi yang tidak memungkunkan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar seperti biasanya.
Namun hari ini Selasa (24/5) aktifitas di kedua wilayah tersebut kembali pulih karena genangan air sudah mulai surut. “Tadi sore Alhamdulillah sudah surut. Yang kami khawatirkan sekarang adalah banjir susulan,” ujar Agung, salah seorang pedagang di Pasar Pabuaran. (jay/crd)