DAHRUL (42) seorang guru SMKN 2 Makassar dipukul oleh orangtua muridnya, Ahmad Adnan (38), di dalam lingkungan sekolah, di Jalan Pancasila, Makassar. Kasus ini kemudian menjadi viral (perbincangan) di media sosial. Seperti pada tulisan dan dua buah foto yang diunggah di Facebook. Penelusuran JP, Kamis (11/8/2016), sekitar pukul 05.00 WIB, sudah ada 13 ribu komentar dan 27 ribu orang yang berbagi tulisan ini. Sedangkan hingga sore ini sudah tembus 100 orang yang membagikan postingan tersebut.
“Kalau bapak menteri tidak turun tangan, biarlah netizen Indonesia yang menghukumnya !!! #info sekitar jam 10 pagi tadi di SMK 2 Makassar ada guru kena pukul dari orang tua murid. Karena tidak terima anaknya dihukum sama itu guru jadi dia datang ke sekolah pukul itu guru. #GenerasiMentalLembek #Kronologisnya: Itu anak tidak na kerja tugasnya jadi ditegur sama gurunya. Sudah ditegur itu anak langsung tendang pintu baru dibilang SD; (*un*al*) baru mi marah gurunya sama itu murid,” dikutip dari sebuah akun yang menjadi viral itu.
“Tapi itu murid bencong! Na telepon bapaknya na bilang sudah dipukul sama gurunya. Datang mi bapaknya ke sekolah langsung cari itu guru pas na dapatki, langsung na pukul ki itu guru, berdarah mi hidungnya, baru itu guru lari ke ruang kepsek, masih dikejar juga sama itu orang tua murid. Untung ada ji guru lain yang tahan ki. Kasihan ku lihat ki tadi itu guru kesi. Guru paling sabar itu bede di SMK 2 Makassar,” lanjutnya.
Dahrul mendapat bogem mentah dari orangtua muridnya, Ahmad Adnan, di dalam lingkungan sekolah, di jalan Pancasila, Makassar, sekitar pukul 10.30 Wita, Rabu (10/8/2016). Pelaku diketahui merupakan orangtua Alif Syahdan, kelas 2 jurusan Gambar II. Dia meninju korban di bagian hidung dan pelipisnya saat proses belajar-mengajar di sekolah sedang berlangsung.
“#Sebelum ada pak polisi, itu orang tua murid na panggil temannya LSM. Tapi pas sampai dilempari mobilnya sama siswa SMK 2 Makassar,” imbuhnya.
Beberapa orang pun mengungkapkan kekecewaan terhadap orang tua murid yang memukul guru tersebut. Rata-rata banyak yang meminta agar anak tersebut tidak usah sekolah di SMK 2 Makassar lagi. “Anak itu cerminan orang tuanya. Kalau anaknya kurang ajar begitu berarti keturunan dari orang tuanya. Gak bisa dibina ya dibinasakan saja,” ucap akun Jonni Adi.
“Tidak usah mi terima anaknya untuk sekolah,” akun bernama Winsy menambahkan. Korban yang mengalami pendarahan di bagian hidung dan kepalanya langsung dibawa ke RS Bhayangkara oleh rekannya. Setelah divisum, korban langsung melaporkan kasus yang dialaminya ke SPKT Polsek Tamalate.
Kapolsek Tamalate Kompol Aziz Yunus menyebutkan bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus ini dengan mengambil keterangan korban, pelaku dan saksi-saksi yang melihat kejadian. “Keduanya masih diperiksa, pastinya nanti akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujar Aziz. (red/dtc)