CIREBON – Masih ingat Vina, gadis yang meninggal dunia pasca operasi di RSUD Waled dan disebut-sebut meninggal akibat malpraktek? Seperti berita-berita lainnya, Jabar Publisher pun mencoba mengkonfirmasi kepada pihak rumah sakit demi keberimbangan (cover both side) berita, yang juga menjadi kode etik jurnalistik.
Berikut penjelasan dari Pihak RSUD Waled yang disampaikan Dr. Yadi selaku Dokter Umum (yang juga turut melakukan operasi). Kepada Cardy, wartawan Jabar Publisher, Kamis (1/9) Ia menjelaskan, kronologis awal pasien masuk rumah sakit hingga akhirnya nyawanya tak tertolong lagi.
“Ada luka dibagian mata pelipis kanan. Ada saraf yang terputus dan harus dilakukan operasi. Sebelum dilakukan operasi, pihak RSUD Waled memberi tahu kepada keluarga pasien, bilamana di kemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan siap apa tidak? Lalu keluarga pasien bilang siap. Karena tindakan medis pasti ada resikonya. Dokter berupaya melakukan operasi agar si pasien hasilnya baik,” ungkapnya.
Masih dikatakan Dr. Yadi, hasil rudingan dengan pihak keluarga pasien dan saski-saksi akhirnya menyetujui dan sepakat untuk dilakukan tindakan operasi. “Kami pun akhirnya lakukan operasi setelah mendapat persetujuan. Usai operasi, pasien dipindahkan ke Ruang ICU. Itupun dari pengobatan pihak RSUD Waled memberikan obat yang lebih baik. Yang jelas kami sudah berupaya sebaik mungkin. Ini bukan malpraktek, cuma salah persepsi. Kalau bicara umur, tidak ada yang tahu. Mungkin sudah takdir pasien umurnya tidak panjang,” jelas Dr Yadi saat dihubungi via telepon.
Pihaknya juga menegaskan bahwa yang terpenting prosedur berupa perjanjian/kesepakatan tertulis dari keluarga pasien sudah mereka kantongi. Sehingga tidak ada beban jika suatu hari terjadi masalah, seperti yang kini terpublish cukup santer. “Yang jelas, sebelum melakukan operasi pihak RSUD Waled sudah membuat perjanjian dengan keluarga dan para saksi. Tidak sewenang-wenang langsung lakukan operasi,” tegasnya. (crd/jp)
Baca Brita Sebelumnya: http://www.jabarpublisher.com/index.php/2016/08/29/meninggal-usai-operasi-di-rsud-waled-aktivis-sebut-dugaan-malpraktek/