Home » Cirebon » Kaji Kampung Keputihan, Disbudparpora Butuh Pamong Budaya

Kaji Kampung Keputihan, Disbudparpora Butuh Pamong Budaya

CIREBON – Mungkin sedikit aneh kita mendengarnya. Ternyata diKabupaten Cirebon tepatnya di Desa Kertasari Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon ada satu Kampung dengan sebutan Kampung Keputihan. Nama Kampung Keputihan konon katanya, berasal dari kejadian aneh beberapa ratus tahun silam. Di tengah dusun tersebut, terdapat sebuah sumur tua. Secara tiba-tiba muncul tanah putih sebesar lingkaran payung. Tanah tersebut berwarna putih, padahal sebelumnya berwarna biasa, yakni cokelat kehitaman. Sejak saat itulah, kampung tersebut dinamai kampung Keputihan.

Kampung Keputihan masih mempercayai leluhurnya, yaitu bangunan rumah di Kampung tersebut hanya 12 rumah dan semua bangunan tidak ada yang memakai tembok yang terbuat dari batu bata yang ada hanya tembok yang terbuat dari anyaman bambu dan atapnya pun beratapkan daun tebu tidak memakai genteng. Karena menurut informasi yang dihimpun jabarpublisher.com dilapangan kalau seandainya rumah yang ada di Kampung Keputihan tersebut tembok memakai batu bata ataupun atap memakai genteng maka yang akan terjadi adalah satu keluarga tersebut akan mengalami sakit atau meninggal dunia.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbusparpora) Hartono mengakui bahwa Kampung Keputihan merupakan salah satu ikon dari Kabupaten Cirebon, bahwa di Kabupaten Cirebon ini ada satu Kampung yang mempertahankan budaya aslinya. “Nah kebudayaan masyarakat yang ada pada kami ini baru sebatas catatan atau inventarisir kajian lebih dalam apakah itu merupakan situs atau peninggalan leluhur sedang kami teliti sedang kami kaji dengan tim ahli dari berbagai perguruan tinggi, “kata Hartono, Jum’at (28/10/2016).

Dikatakan Hartono, kajian yang sedang dilakukan oleh berbagai perguruan tinggi baik itu dari ahli arkeologinya, ahli sosiologinya dirinya sedang berusaha dan bekerjasama untuk meneliti keunikan dari satu kampung tersebut. “Kalau inventarisir dari budaya khusus sudah kami catat sebagai kampung yang memiliki budaya khusus akan tetapi kalau inventarisir dari lembaga yang berwenang itu belum, dan sedang kami teliti dan kami akan usulkan ke Pemerintah Provinsi dan Pusat bahwa minta dijadikan salah satu keunikan budaya di Kabupaten Cirebon, “jelasnya.

Lebih jauh disampaikan Hartono, karena belum sepenuhnya diakui, maka dirinya belum bisa melakukan banyak hal untuk kampung Keputihan tersebut. “Kami belum bisa menyentuh 100 persen disana bentuk rumah dan adat istiadatnya tetapi ada berbagai ritual juga belum kami fasilitasi untuk tetap dilestarikan. Juga memang karena keterbatasan di SDM kami yang Pamong budaya dikami sudah tidak ada maka kami sedang mengusulkan ke Pemerintah daerah untuk merekrut Pamong budaya yang tujuannya adalah untuk melestarikan budaya-budaya lokal yang ada di Kabupaten Cirebon, “ungkapnya.

“Selain Kampung Keputihan diKabupaten Cirebon tidak ada lagi yang memiliki nilai-nilai budaya dan adat istiadatnya seperti Kampung Keputihan itu sendiri. Bisa dikatakan Kota Cirebon memiliki benda-benda dan kami Kabupaten Cirebon memiliki Kampung Keputihan, “tukasnya. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*