Home » Bekasi » Cari Solusi Bangli di Kota Bekasi, Forjas Gelar Diskusi

Cari Solusi Bangli di Kota Bekasi, Forjas Gelar Diskusi

BEKASI – Pro dan kontra terkait penertiban bangunan liar (bangli) di Kota Bekasi yang terus menuai polemik menjadi latar belakang Forum Jurnalis Bekasi (Forjas) menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait kontroversi penertiban Bangli. Hal ini diungkapkan oleh ketua Forjas, Bayu Samudera saat memberi sambutan dalam agenda yang dilangsungkan di STIE Tribuana, jalan Joyo Martono, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

“Dengan diskusi ini kita mencoba untuk mencerdaskan masyarakat dalam memandang persoalan penertiban bangli ini dari semua sisi. Kita wadahi semua pihak baik legislatif dan eksekutif untuk duduk bareng, mencari solusi untuk masyarakat supaya tidak ada satupun yang merasa dirugikan,” papar Bayu.

Agenda FGD ini menghadirkan 7 panelis, yaitu dari Walikota Bekasi yang diwakili oleh Staf Ahli bidang Hukum dan Politik Titi Masrifahati, perwakilan anggota DPRD Kota Bekasi Fraksi Golkar Daryanto, Perwakilan Anggota DPRD Fraksi PDIP Reynold Tambunan, Kepala Dinas Tata Kota Bekasi Koswara, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Cecep Suherlan, Serta akademisi dari STIE Tribuana Suroyo, dan akademisi kampus Unisma Muhammad Fadhil.

Selain ketujuh panelis, agenda FGD ini juga turut dihadiri oleh perwakilan dari Perum Jasa Tirta II, Ormas Pemuda Pancasila, Mantan anggota DPRD Sardi Effendi, Mahasiswa dan masyarakat korban penggusuran. “Saya ucapkan terimakasih kepada forjas karena menggagas kegiatan ini sebagai sarana diskusi dan membuka wawasan serta mempertajam pengetahuan kita terutama terkait pembahasan kali ini mengenai penertiban bangli,” ujar Kepala Dinas Tata Kota, Koswara.

Kegiatan ini, lanjut Koswara, akan mejadi bahan perbaikan bersama bagi pembangunan kota Bekasi. “Kalau bisa kedepan jangan lagi ada istilah kontroversi tapi sinergi pembangunan bagi Kota Bekasi,” ungkapnya. Disisi lain, akademisi dari STIE Tribuana, Suroyo juga mengungkapkan, bahwa membangun budaya dialog itu jauh lebih baik ketimbang diranah media maupun politis.

“Setiap yang memiliki kepentingan harus duduk bersama untuk solusi terbaik. Jangan sampai budaya dialog ini hilang hingga berakibat walikota berlaku otoriter kepada masyarakatnya. Selamat pada forjas yang mampu mengumpulkan dalam forum diskusi. Semoga ini bisa jadi bahan pencerahan,” pungkasnya. (iar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*