Home » Cirebon » Ormas & LSM Cirebon Bersatu, Desak Polisi Usut Tuntas Premanisme Saat Istighosah
BERSATU - Sejumlah LSM dan Ormas di Kota Udang menyatukan tekad untuk mengawal kasus premanisme saat istighosah di Kantor Bupati hingga tuntas.

Ormas & LSM Cirebon Bersatu, Desak Polisi Usut Tuntas Premanisme Saat Istighosah

CIREBON – Sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Cirebon mengutuk keras tindakan premanisme yang terjadi dalam kegiatan Istighosah yang dilaksanakan oleh Aliansi Cirebon Bersih (ACB), Senin (28/11/2016) di Depan Kantor Bupati Cirebon. Bahkan, Ormas dan LSM ini meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan menangkap pelaku pelemparan serta akator intelektual yang diduga menyuruh penyerangan tersebut.

Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Kabupaten Cirebon, Agus Supriadi dalam konfrensi pers dihadapan beberapa wartawan menyatakan, kegiatan istighosah ini seharusnya didukung oleh semua pihak. Pasalnya, Agus menilai kegiatan keagamaan yang bertujuan untuk mendoakan agar Kabupaten Cirebon bersih ini sangat bagus ditengah keadaan nasional yang dianggap kurang kondusif. “Saya sebagai pribadi dan juga sebagai Ketua GRIB menyatakan mengutuk keras pelemparan dan premanisme yang terjadi. Kenapa acara istighosah yang seharusnya didukung demi kebaikan bersama malah dilempari oleh sejumlah oknum. Kembali lagi, saya sebagai umat muslim, sangat tidak terima dengan tindakan yang terjadi ini,” ujarnya.

Bukan hanya itu saja, Agus juga mempertanyakan sikap pemerintah daerah yang terkesan membiarkan pelemparan terjadi. Padahal, Agus melihat pelaku pelemparan berada di halam Kantor Bupati Cirebon. “Peserta istighosah itu berada di depan Kantor Bupati dan menghadap utara. Sedangkan, pelaku pelemparan itu berada di selatan yang artinya itu ada di dalam halaman Kantor Bupati. Ada apa ini dan mereka itu siapa? Apakah memang orangnya penguasa atau siapa sehingga seenaknya melakukan pelemparan kepada jamaah istighosah. Seorang ulama yang terkena lemparan itu dan dari situ saya menyatakan tidak terima,” katanya.

Dalam kesempatan ini juga, Agus menegaskan pihaknya akan ikut serta pada semua aksi yang dilakukan oleh Aliansi Cirebon Bersih. Bila perlu, kata dia, pasukan GRIB di wilayah Kabupaten Cirebon akan ikut serta mengamankan peserta aksi. “Jujur saja, awalnya kita ini tidak ikut dalam aksi. Tetapi, setelah mendengar dan melihat kejadian pelemparan ini, maka kita memutuskan akan ikut serta karena demi mempertahankan agama islam yang sudah dinodai dengan tindakan premanisme tersebut. Kedepannya, kita akan ikut serta dalam aksi dan bila perlu saya sendiri ikut turun,” terangnya.

Senada, Ketua Ormas Laskar Merah Putih, Agustinus menyatakan tindakan premanisme yang diduga dilakukan oleh oknum ormas tersebut tidak bisa diterima. Dirinya menegaskan pelemparan tersebut sudah sangat melecehakn agama islam. “Ini jelas sudah penistaan agama islam dan saya sangat mengutuk tindakan premanisme tersebut,” singkatnya.

Masih ditempat yang sama, Ketua GNPK dan Pemuda Panca Marga Kabupaten Cirebon, Hamzah Hariri menyebutkan kegiatan istighosah ini merupakan tindakan legal yang sudah dilindungi oleh perundang-undangan. Akan tetapi, dirinya juga menyatakan heran dengan sikap pemerintah daerah yang justru mempercayakan keamanan kepada preman dan bukan aparat penegak hukum. “Kenapa Satpol PP dan kepolisian justru berada di luar dan yang di dalam (halaman kantor bupati, red) adalah preman. Ini jelas menunjukkan ketidakpercayaan pemerintah kepada dua institusi tersebut karena lebih memilih preman yang mengamankan daripada keduanya. Mereka yang melakukan pelemparan itu sudah melampaui batas karena kita sendiri sudah dilindungi hukum dalam melakukan penyampaian aspirasi,” katanya.

Sementara itu, Wahana Anak Negeri Indonesia (Wani) Kabupaten Cirebon menilai tindakan yang terjadi kali ini merupakan settingan dari sejumlah actor. Oleh karena itu, dengan bukti yang ada selama istighosah, maka dugaan adanya actor intelektual sangat besar. “Kita lihat sendiri bagaimana hal tersebut terjadi. Tidak mungkin kalau tidak ada yang menggerakan dan menyuruh melaukan pelemparan. Maka dari itu, selain kita minta pelaku pelemparan ditangkap, kita juga ingin diungkap siapa dalang dari semua ini,” ungkap Ayiep M Rifki selaku perwakilan Wani.

Dilanjutkan Koordinator aksi, Qorib Magelung Sakti, pihaknya sudah melakukan pelaporan terhadap tindakan yang dilakukan oleh para preman. Bahkan, dirinya menegaskan akan segera memberikan tembusan ke Polda Jawa barat dan Mabes Polri. “Bagaimana tidak disebut preman kalau kegiatan istighosah saja dilempari oleh mereka. Apalagi kalau kita diam, maka bukan tidak mungkin kita akan lebih ditindas. Maka dari itu, saya sendiri mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung dan saya tegaskan lagi, kegiatan seperti ini tidak akan berhenti dan akan terus kita lakukan,” ungkapnya.

Dukungan sendiri bukan hanya datang dari Ormas dan LSM dari Kabupaten Cirebon saja, Lembaga Bantuan Hukum PBNU ikut mendukung langkah hukum yang ditempuh oleh aliansi terhadap pelemparan yang melukai tiga orang jamaah. “Siapa yang bertanggung jawab, itulah yang memiliki kewenangan atas Kantor bupati. Maka, kalau ada anggapan adanya intelektual leader atas kasus ini,hal tersebut tidak bisa disalahkan. Dengan kata lain, kita juga sudah mengarahkan para korban melakukan pelaporan dan di visum et repertum sebagai emnguat laporan,” terang Waswin Janata.

Meskipun demikian, Waswin meminta kepada semua pihak untuk tidak keluar dari koridor awal pergerakan dibentuk. Dia menyebutkan, tujuan utama dari gerakan ini adalah pengusutan dugaan Gratifikasi yang terjadi di RSUD Arjawinangun dan juga pembentukan panitia khusus oleh DPRD Kabupaten Cirebon terkait gratifikasi tersebut. “Kita tidak ditunggangi oleh kepentingan apapun dan kelompok manapun. Kita ingin Kabupaten Cirebon bersih dan dua tuntutan itu yang menjadi landasan pergerakan kami. Terkait adanya insiden yang terjadi, itu diluar keinginan kami dan bahkan kita sendiri sangat tidak terima kalau aksi kami malah dilempari. Sebagai tanah islam, tidak seharusnya kejadian itu terjadi dan kita yakin pendiri Kabupaten Cirebon juga tidak akan terima apabila melihat langsung kejadian tadi pagi,” tandasnya.

Pantauan dilapangan, ada beberapa ormas dan LSM lainnya yang menyatakan ikut mendukung langkah ACB. Ormas/LSM yang dimaksud itu diantaranya GMBI, Repdem dan beberapa tokoh masyarakat lainnya.(gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*