CIREBON – Terkait pernyataan Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, Muhammad Luthfi beberapa waktu lalu yang menyatakan menggagas koalisi seduluran guna melemahkan langkah incumbent pada ajang Pilkada 2018 mendatang. CEO Pro Perubahan Kabupaten Cirebon (Pro Kacer) H. Rakhmat SE, dirinya menilai sudah saatnya ketua-ketua partai politik yang ada di Kabupaten Cirebon memikirkan untuk kebaikan Kabupaten Cirebon kearah yang lebih baik. “Jangan membesarkan ego masing-masing lah, saya lebih sepakat bagaimana caranya incumbent ini jadi musuh bersama,” kata Rakhmat, Jum’at (10/2/2017).
Lebih jauh disampaikan Rakhmat, Cirebon ini butuh sosok pemimpin yang lebih mementingkan kesejahteraan masyarakat, bukan mementingkan egoisme masing-masing. “Kalau prinsip saya apabila ada yang lebih baik dan ingin membawa Cirebon ini kearah lebih baik, kenapa tidak didukung,” ungkapnya.
Hal senada pun disampaikan Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Cirebon, Sukaryadi menanggapi hal tersebut sangatlah kurang baik jika incumbent itu menjadi musuh bersama dan kalau terkait dengan koalisi seduluran dengan partai lain itu sangat sepakat. “Kalau incumbent atau petahana ngapain jadi musuh bersama, kan kinerjanya ini sudah ada yang yang menilai yaitu masyarakat, kita kembalikan kepada masyarakat apakah kinerjanya baik atau buruk. Dan kalau seandainya penilaian terhadap petahana ini buruk maka jelas tidak akan terpilih kembali,”kata Sukaryadi saat ditemui di ruang Fraksi Nasdem DPRD Kabupaten Cirebon.
Dikatakan Sukaryadi, incumbent itu tidak musti harus ditakutkan, kan penataan birokrasi sudah terlihat, juga sudah tahu kinerjanya seperti apa. “Oleh karena itu saya secara pribadi selaku ketua DPD Nasdem untuk incumbent kenapa harus ditakuti. Dan partai Nasdem siapapun yang diusung dan lawan siapapun sangat PeDe (percaya diri.red) banget,” ungkapnya.
Masih dikatakan Sukaryadi, untuk incumbent bisa meraih kemenangan pada pilkada 2018 mendatang sangat tipis, karena kinerjanya sudah terlihat. “Saya kira petahana ini tidak akan ada peluang untuk jadi yang kedua kalinya, alasannya logis kok, bisa dilihat kinerjanya seperti apa,” tukasnya. (gfr)