Home » Cirebon » Sesepuh PDIP: Sering Bergejolak, Pemilih Bisa Pindah Ke Partai Lain

Sesepuh PDIP: Sering Bergejolak, Pemilih Bisa Pindah Ke Partai Lain

CIREBON – Sesepuh kader PDI Perjuangan, Maskub Guntoro melihat seringkali terjadi gejolak didalam partainya, hal itupun membuatnya merasa miris. Karena di Kabupaten Cirebon ini yang notabene adalah mayoritas pemilih Nasionalis dan Nahdliyin, dirinya mengkhawatirkan hal ini akan berimbas pada ajang Pilkada Kabupaten Cirebon 2018 mendatang. Dimana dampaknya respon partisipasi/pemilih masyarakat terhadap partainya menurun.

“Bisa dikatakan banyak partai-partai baru yang berbasis Nasionalis, dan akhirnya pemilih militan bisa berpindah ke partai lain, dikarenakan tadi karena seringnya gejolak didalam partai PDI Perjuangan,” katanya Minggu (5/3/2017). Dikatakan mantan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon periode 1999-2004, dirinya sebelum terjadi gejolak sudah melakukan konsolidasi dengan DPP PDI Perjuangan dan bertemu Andreas untuk menginformasikan kondisi Kabupaten Cirebon saat ini yang intinya ialah memberikan informasi bahwa kondisi PDI Perjuangan tidak sefokus dahulu.

“Seperti sesama kader PDI Perjuangan tidak harmonis. Bisa dibilang keretakan dikubu PDI Perjuangan sudah tumbuh, pertama keretakan kader itu berawal dari wakil bupati tertangkap karena kasus tipikor serta Aan Setiawan tertangkap karena kasus judi dan dan dinonaktifkan, tetapi dari pihak DPC PDI Perjuangan tidak ada pembelaan sama sekali,” ungkap mantan Ketua DPC PDI Perjuangan periode 1998-2003 tersebut.

Pria yang sekarang berusia 73 tahun tersebut menambahkan, saudara Aan Setiawan yang telah dilakukan penonaktifan oleh DPP dan tidak ada pembelaan apapun sehingga langkah yang diambil Aan tersebut melakukan pendekatan kepada Bupati Cirebon yang notabene adalah penguasa satu partai. “Yang kemudian muncul pertemuan PAC-PAC se-Kabupaten Cirebon di Pendopo Bupati belum lama ini. Dan saya tidak tahu persis perkumpulan itu hasilnya apa tetapi saya yakin pasti ada arahan-arahan,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan Maskub, Flashback kebelakang nya, keretakan itu bisa dilihat semasa Bupatinya Alm. Dedi Supardi dan Ketua DPRDnya Gotas, dan sekarang pun terjadi lagi. “Saya heran kenapa ya padahal Bupati dan Ketua DPRDnya itu kan satu partai, tetapi kenapa tidak harmonis ya. Saya harap ini kan sudah terjadi tetapi bisa dilakukan perbaikan-perbaikan lagi,” tukasnya. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*