JAKARTA – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura DKI Mohamad Ongen Sangaji optimistis pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat mampu memenangkan persaingan dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua pada 19 April mendatang. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura DKI Mohamad Ongen Sangaji menyatakan, hal ini mengacu kepada survei internal pasangan nomor urut dua, yang menyatakan Ahok-Djarot meraih 50 persen suara. “Progresnya terus naik. Beberapa hari lalu sudah 50 persen. Dua hari lagi sudah di atas 50 persen. Kami optimistis makin dekat hari pemilihan, hasil survei akan terus naik,” kata Ongen kepada wartawan termasuk Warta Kota di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Minggu lalu.
Ongen menegaskan, saat ini berbagai dukungan elemen masyarakat terus mengalir, terhadap calon yang diusung PDIP, Hanura, Golkar, dan NasDem tersebut. Kata dia, sudah banyak masyarakat yang menilai paslon berdasarkan prestasi, bukan janji semata. “Apalagi yang terkait SARA, itu hanya sekitar lima persen penduduk DKI. Demo-demo selama ini kebanyakan yang ikut bukan orang Jakarta,” imbuh Ongen yang juga Wakil Ketua Pemenangan pasangan Ahok-Djarot. Ongen menambahkan, untuk menguatkan dukungan, Partai Hanura menerjunkan kader nasional untuk kemenangan nomor urut 2.
’’Kami terjunkan kader Hanura se-Indonesia untuk menangkan Ahok-Djarot ke masyarakat,’’ kata Ongen.
Diakuinya, banyak sekali isu-isu berbau SARA yang sengaja dihembuskan untuk memecahbelah warga Jakarta, saat putaran ke dua ini. Untuk itu Ongen mengimbau, agar masyarakat tak terpancing dengan isu tersebut. Sebab, itu sengaja dihembuskan untuk memecah belah warga Jakarta hanya untuk menangkan pilgub.
’’Jadi tolong jangan terpancing. Saya yakin warga Jakarta sudah cerdas,’’ jelas Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI. Ia pun lantas mencontohkan isu Al Maidah dalam Pilkada DKI. Menurut Ongen, isu Al Maidah hanya terjadi di Jakarta, dan tidak di luar Jakarta. Pasalnya, banyak calon pemimpin daerah non muslim yang mendapat dukungan dari partai Islam. Misalnya, diterangkan dia, cagub-cawagub Papua Barat Irene Manibui-Abdullah Manaray (IMAN), didukungan sejumlah partai Islam kepada pasangan ini. Tetapi, tidak terjadi isu SARA. Dukungan kepada Ahok-Djarot memang pantas dilayangkan karena bukan sekadar janji yang diberikan, tapi bukti nyata. ’’Isu SARA hanya ada di Jakarta. Tapi, tidak mempan,’’ tandasnya.
Survei juga digelar Sinergi Data Indonesia (SDI) pada 10 – 17 Maret lalu terhadap 600 warga Jakarta. Hasilnya warga Jakarta mengunggulkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Dalam pemaparan hasil survei oleh Direktur SDI Muhammad Barkah Pattimahu di Kantor SDI, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (3/4/20177), dari 600 responden, sebanyak 49,20 persen mendukung pasangan Anies-Sandi pada putaran kedua Pilkada DKI 19 April mendatang.
Sementara, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat hanya mendapat 42,20 persen. “Sisanya sebesar 8,60 persen menjawab rahasia, tidak tahu, dan tidak menjawab,” kata Barkah. Dari 600 responden yang disurvei, 50 persennya atau sebanyak 300 orang adalah laki-laki. Dari respoonden laki-laki tersebut, 50,84 persennya mendukung Anies-Sandi, dan 39,55 persennya mendukung Ahok-Djarot. Sedangkan 9,62 persennya belum menentukan pilihan. Dari 300 responden perempuan, 47,57 persennya mendukung Annies-Sandi, dan 44,84 persennya mendukung Ahok-Djarot. Yang belum menentukan pilihan sebanyak 7,59 persen.
Responden yang disurvei oleh SDI 87,40 persennya adalah muslim, 6,00 persen Kristen Protestan, 4,80 persen Kristen Katolik, dan 1,80 persen adalah pemeluk agama selain Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik. Berdasarkan latar belakang agama, diketahui 56,22 persen muslim memilih Anies-Sandi, 34,10 persen memilih Ahok-Djarot, dan 9,67 persen belum menentukan pilihan. Pemilih dengan latar belakang Kristen Protestan dan Kristen Katolik, semuanya memilih Ahok-Djarot.
Responden yang berlatar belakang agama selain Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katolik, 68,31 persennya memilih Ahok-Djarot, 20,84 persennya memilih Anies-Sandi, dan 10,84 persen sisanya belum menentukan pilihan. “Tapi dari kedua pasangan calon ini, tingkat loyalitasnya masih di bawah 50 persen,” ujarnya. Dari 49,20 persen pemilih Anies- Sandi, 4,03 persennya mengaku masih mungkin untuk mengubah pilihannya pada 19 April nanti, dan 0,63 persen pendukung pasangan tersebut mengaku tidak tahu dan tidak menjawab. Sedangkan dari 42,20 persen pemilih Ahok-Djarot, 2,94 persennya mengaku masih mungkin mengubah pilihan, dan 1,73 persennya mengaku tidak tahu dan tidak menjawab. (dbs/red)