Home » Tasikmalaya » Gerbang Tasik » Sahrul & Kedua Adiknya Cari Rongsokan Hingga Larut Malam Demi Kelangsungan Hidup

Sahrul & Kedua Adiknya Cari Rongsokan Hingga Larut Malam Demi Kelangsungan Hidup

Sahrul & Kedua Adiknya Cari Rongsokan Hingga Larut Malam Demi Kelangsungan Hidup

TASIK – Sepasang kakak beradik di Kota Tasik, mengais rezeki hingga larut malam saat usianya masih sangat belia. Sang kakak membawa adiknya keliling kota mencari sampah sambil tertidur dalam gerobak. Ironisnya, kedua anak ini diketahui putus sekolah dengan dalih membantu ekonomi keluarga.

Seperti itulah aktifitas keseharian Sahrul Gunawan dan adiknya Salsa Nabila, Warga Kereteg, Cigantang, Mangkubumi, Kota Tasik. Bermodalkan gerobak usang, Sahrul dan Salsa menyusuri Jl.HZ Mustofa hingga jalan Siliwangi untuk mengumpulkan sampah bekas air mineral, kawat, paku hingga kardus bekas.

Kisah sedihnya menjadi viral di media sosial karena bekerja malam hari mencari sampah sambil membawa adiknya yang paling kecil. Sang adik, Senja Setiawan (3) selalu tertidur lelap dalam gerobak berisi sampah ketika kakak-kakaknya bergantian mendorong.

Keduanya mengaku mendapatkan penghasilan antara Rp 20 hingga Rp 40 ribu dari hasil mencari nafkah setiap malamnya. Uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, menabung dan membantu keluarganya.

Saat ditanya wartawan di Jl.HZ Mustofa Kota Tasikmalaya, Sahrul Gunawan, mengatakan penghasilan tiap harinya dari hasil mencari rongsokan. “Penghasilan tiap malam kadang sampai Rp 40 ribu. Yang saya cari sampah botol bekas mineral terus kawat dan paku,” ujar sulung dari dua adiknya tersebut, Rabu (1/11)

Lebih lanjut Sahrul mengatakan, sebetulnya ia masih SD kelas empat di Cigantang, Mangkubumi. “Kedua orangtua juga pekerjaannya sama cari rongsok. Saya kerja biar bisa bayar sekolah. Biasanya saya cari rongsok jam 12 sampai jam 1 malam biar bisa nabung juga sedikitnya Rp 10 ribu,” imbuh Sahrul sambil melihat adik bungsunya yang tertidur di gerobak.

Sementara itu, Salsa Nabila menuturkan, Ia pun ikut membantu kakaknya untuk mengais pundi-pundi rupiah untuk kelangsungan hidup. “Saya ikut nyari rongsokan juga om sama kakak saya kemudian dijual kepasar biasanya. Ayah di Garut kalau Ibu di Nagarawangi, Kota Tasik. Gak takut malam-malam juga, maunya sendiri nyari uang,” ucapnya yang polos.

Sayangnya, meski mengaku masih sekolah, Sahrul dan Salsa ternyata sudah putus sekolah sejak satu tahun silam. Nama kedua bocah malang ini pernah tercatat duduk di bangku kelas satu SD Negeri Sindangasih, Cigantang sebelum mengeluarkan diri.

Pihak sekolah terus berupaya membujuk, namun gagal membawa Sahrul dan Salsa kembali duduk dibangku sekolah karena tidak diizinkan ibu kandungnya. (and)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*