Home » Cirebon » Kab Cirebon » Sabotase Air Kembali Terjadi di Blok II Desa Cikalahang, Warga Menjerit

Sabotase Air Kembali Terjadi di Blok II Desa Cikalahang, Warga Menjerit

CIREBON – Masyarakat Blok II Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon kembali berteriak karena kurun waktu dua minggu ini kehilangan sumber mata air untuk keberlangsungan kehidupan sehari-harinya.

Masyarakat penasaran mengapa dua minggu ini air yang biasanya mengalir kini tidak mengalir. Maka dari itu masyarakat blok II Desa Cikalahang berbondong-bondong mendatangi sumber mata air Bojong yang tak jauh dari pemukiman penduduk.

Pantauan dilapangan, sumber mata air dari Bojong sebagian airnya digunakan untuk keperluan PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon dan sebagian untuk masyarakat. Masyarakat mendesak dan meminta kepada pemilik lahan maupun pihak PDAM untuk mengalirkan kembali jatah air untuk masyarakat sebanyak 40 persen sesuai perjanjian.

“Sudah dua mingguan kami kesulitan air, untuk mandi saja tidak ada. Belum lagi air untuk pengairan sawah dan kolam-kolam ikan,” kata salah satu warga desa setempat, Amin, Jumat (8/12/2017).

Sementara itu, Kuwu Desa Cikalahang, Yadi Cahyadi S membenarkan bila warganya yang berada di Blok II dan sekitarnya sudah dua mingguan tidak mendapatkan air bersih untuk MCK. “Karena tidak ada air ya jelas saja masyarakat teriak. Kan air itu kebutuhan pokok ya wajar saja masyarakat datang ramai-ramai kesumber air,” kata Yadi.

Setelah dilakukan musyawarah, kata dia, dengan unsur Muspika, masyarakat, pihak desa dan pemilik lahan di masjid setempat. Gejolak bisa diredam dan tidak sampai terjadinya anarkisme, karena masyarakat hanya menuntut untuk dibuka kembali air untuk masyarakat. “Setelah di cek ke lokasi bersama-sama dan diperiksa benar saja, air dimasukan semua ke saluran milik PDAM, ya pantas saja warga tidak kebagian air dan marah,” katanya.

Yadi berharap, pemilik lahan untuk dapat menjaga kondusifitas di desa. Pasalnya, gejolak masyarakat di Blok II lagi-lagi soal kekurangan air. Jangan hanya materi yang dipikirkan untuk pribadi, tetapi dampak lingkungan diabaikan. “Dulu sempat gejolak, setelah dimediasi dengan Muspika, sekitar dua tahunnya masyarakat tidak ada yang protes. Sekarang muncul lagi, ya itu airnya di tutup lagi,” tandasnya.

Sementara itu Kapolsek Dukupuntang, AKP Didi meminta kepada masyarakat untuk tenang dan jangan melakukan tindakan yang dapat merugikan dirinya. “Jangan merusak fasilitas milik PDAM ya, kita musyawarahkan cari jalan keluar yang terbaik. Nanti kalau sudah beres, masyarakat juga jangan ambil air sesuka hati ya, ya secukupnya saja biar semuanya dapat air,” katanya. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*