Home » Bandung » Belajar Dari Anne Avantie, UKM Jabar Harus Catat Tiga Hal Ini

Belajar Dari Anne Avantie, UKM Jabar Harus Catat Tiga Hal Ini

BANDUNG – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat Netty Heryawan mencatat sedikitnya tiga poin penting dari Desainer Kebaya Anne Avantie guna mendongkrak potensi UKM Jawa Barat. Hal ini diungkapkannya usai acara pembukaan pameran Pasar Tiban Ke-15 “Kampoeng Baroe”, di 23 Paskal Bandung, Selasa (23/01/2018).

Salah satunya Netty melihat, animo masyarakat yang luar biasa terhadap brand Anne Avantie di hari pertama pameran, menunjukkan keberhasilan seorang Anne Avantie dalam membangun branding. Menurut Netty, branding menjadi salah satu kata kunci untuk memperlama ide dan kreativitas yang Bunda Anne -sapaan akrab Anne Avantie- sebagai seorang designer kebaya asal tanah air. Hal inilah yang kata Netty menjadi celah bagi pemerintah guna membuka peluang promosi untuk produk-produk UKM binaan pemerintah.

“Dengan branding yang sudah dimiliki ini mudah-mudahan bisa mengangkat produk-produk yang sedang kita bina dan memerlukan sebuah ruang yang bernama promosi, bukan hanya mengikuti pameran, tapi juga membuat branding yang membuat orang selalu terpanggil memorinya untuk menggunakan brand itu,” jelas Netty.

Lebih lanjut Netty mengungkapkan, ada tiga hal yang ditunjukkan oleh Bunda Anne namun masih menjadi tantangan bagi para UKM di Jabar. Pertama ialah segmentasi yang tidak hanya terfokus pada satu kalangan, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Bunda Anne memiliki produk Anne Avantie Private yang diperuntukkan bagi kalangan menengah atas. Namun ia juga membuat produk second line yang bisa dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat.

“Ada Anne Avantie Private yang katanya harganya sekali orang beli saja itu setara dengan harga satu omzet disini (dipameran Pasar Tiban). Itu menggambarkan betapa Anne Avantie dengan cermat membidik setiap segmen, dengan harapan semua orang bisa menikmati brand Anne Avantie,” papar Netty.

Poin kedua yaitu targeting. Pilihan Bunda Anne yang menjadikan mall pusat kota sebagai lokasi pameran dinilai Netty sangat tepat. Dengan pergeseran trend masyarakat yang menjadikan mall sebagai tempat kumpul daily, maka strategi jemput bola secara massal menjadi lebih efektif dalam menjangkau konsumen-konsumen baru. Sedangkan poin ketiga yakni positioning, dimana Bunda Anne sudah mampu memposisikan dirinya bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di mancanegara. Bahkan ia memperluas posisi brand-nya tidak lagi hanya dalam konteks ekonomi, namun merambah ke bidang sosial dan kemasyarakatan, sehingga memperkuat branding Anne Avantie di benak masyarakat luas.

Pesan Bunda Anne Untuk Pelaku UKM 

Secara khusus, Bunda Anne menanggapi isu bantuan pemerintah bagi UKM binaan yang dinilainya seringkali salah sasaran. Menurutnya, hal ini menjadi pekerjaan rumah kedua belah pihak antara pemerintah dan pelaku UKM. Dengan lugas ia mengungkapkan, UKM binaan yang sudah mandiri, sepatutnya lepas dari pemerintah, sehingga pemerintah dapat mengalihkan bantuannya pada UKM lain yang lebih membutuhkan. Sekaligus, tambahnya, mengubah status UKM binaan tersebut menjadi pembina UKM lain.

Untuk pihak pemerintah, Bunda Anne menyarankan untuk melakukan evaluasi dan penyaringan ulang, guna mengelompokkan UKM mana yang masih harus dibina, serta UKM mana yang sudah mandiri dan layak dilepas dari bantuan pemerintah.

“Kalau memang posisinya bisa untuk berdiri sendiri, harusnya dialah sebagai orang (UKM) yang melakukan pembinaan. Jadi sudah harus bisa lepas tangan dari pemerintah, supaya pemerintah bisa menolong yang lain. Kesalahan ini menggurita dan kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang yang manja,” ujar Bunda Anne.

“Saya memang tidak menggandeng pemerintah, bukan berarti tidak mau atau tidak suka. Pemerintah itu tugasnya, wow keren banget. Jadi kalau satu (UKM binaan) berkurang, bagi saya, saya sudah mengurangi sedikit problem pemerintah,” sambungnya. (rls/hms)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*