CIREBON – Guna terciptanya komunikasi dan jalinan silaturahmi yang terus terjaga, Kapolres Cirebon menggelar giat Silaturahmi Kamtibmas bersama Tokoh Masyarakat (Tomas), Ketua DKM, Marbot Masjid dan para Da’i Kamtibmas sewilayah Polsek Zona Timur, bertempat di Mapolsek Losari Kabupaten Cirebon, Rabu (7/3) kemarin. Selain dihadiri unsur Muspika setempat, giat silaturahmi tersebut juga dihadiri oleh beberapa perwakilan warga masyarakat.
Usai berlangsungnya acara, Kapolres Cirebon, AKBP Risto Samodra S.Sos, SIK, SH, MH melalui Wakapolres Cirebon, Kompol Wadi Sa’bani mengatakan, dalam agenda silaturahmi kali ini ada beberapa point penting yang menjadi perhatian bersama pihaknya, seperti yang disampaikan oleh tokoh agama dan Ketua DKM Kabupaten Cirebon terutama menyikapi situasional yang saat ini sedang hangat terjadi yaitu adanya gangguan terhadap kondusifitas masyarakat dengan isu-isu berupa adanya tindakan-tindakan penganiayaan terhadap para kiyai atau para alim ulama di masing-masing wilayah yang saat ini tengah beredar menjadi viral. Namun setelah diketahui situasi yang sebenarnya, disini kami menegaskan dan menyampaikan yang sebenarnya terjadi dan ternyata situasi tersebut merupakan situasi yang dikondisikan oleh orang atau kelompok yang tidak bertanggungjawab. “Kita ketahui bersama seperti press rilis kemarin oleh Mabes Polri dan Satgas Nusantara terkait adanya upaya penegakan hukum terhadap para pelaku yang diantaranya berperan terhadap viralnya kondisi yang tidak nyaman ini,” ujarnya.
Lanjut disampaikan Wadi, terkait isu akan adanya tindakan-tindakan penganiayaan terhadap para alim ulama jelas merupakan situasi cipta kondisi perbuatan yang tidak bertanggungjawab yang ingin mengganggu kondusifitas kamtibmas. Oleh karenanya, pihaknya hadir dalam acara Silaturahim tersebut taklain untuk bersama-sama menegaskan bahwasa khususnya di Kabupaten Cirebon dalam situasi Aman dan Kondusif. Wadi pun tak lupa menghimbau kepada para hadirin dan para perwakilan yang hadir dalam acara silaturahim untuk dapat menyampaikan kembali kepada masyarakat hal yang sebenarnya terjadi, hal tersebut agar tidak adanya rasa takut dan kekhawatiran yang berlebihan terhadap berkembangnya isu-isu yang tidak benar. “Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan kepolisian. Tentunya kepada masyarakat jangan mudah termakan isu di medsos yang berkembang tidak jelas, jangan mudah mengambil kesimpulan berita hoax dan harus di cek atau di konfrontir dahulu,” jelasnya.
Wadi kembali menegaskan agar saudara maupun keluarga yang mendapatkan share informasi atau berita tidak jelas untuk tidak mudah membagikan atau mengeshare ulang ke grup atau ke medsos, karena dari sisi hukum akan turut dapat terjerat juga yang nantinya akan dilihat batasan-batasannya. Dan bertepatan di wilayah Kabupaten Cirebon tengah dalam situasi politik Pilkada, tentunya Mapolres Cirebon mewaspadainya dengan membentuk Tim Cyber Patroli atau Tim yang mengelola Medsos yang salahsatunya memiliki tugas Cyber Patroli di dunia maya. Ketika ada konten negatif seperti politik sara, berita hoax, dan provokasi tentunya akan ditindaklanjuti, namun sampai saat ini Tim Cyber Patroli belum menemukan konten-konten dimaksud. Untuk kriteria yang membahayakan yakni konten-konten yang memiliki nuansa negatif, unsur politisasi sara, unsur provokasi, berita hoax, black campaigne yang menyudutkan pembunuhan karakter melalui medsos. “itu semua konten negatif yang menjadi sasaran utama Tim Cyber Patroli. Untuk di Kabupaten Cirebon sendiri memang sudah ada dan belum termasuk kategori parah. Kami juga sudah identifikasi konten tersebut, sehingga ketika ada pelapor yang merasa di fitnah dan dirugikan tentunya Polres sudah mengantongi barang bukti,” tegasnya. (crd)